BNPB: Banjir Lahar Dingin Di Sumatera Barat Sebabkan Puluhan Korban Meninggal Dan Belasan Korban Hilang

BNPB: Banjir Lahar Dingin Di Sumatera Barat Sebabkan Puluhan Korban Meninggal Dan Belasan Korban Hilang

Tue, 14 May 2024Posted by Admin

Tim penyelamat masih terus berupaya mencari korban yang dilaporkan hilang, sementara evakuasi warga terdampak banjir bandang telah dilakukan pada Senin (13/05). Ratusan warga dari tiga daerah di Sumatra Barat yang terdampak banjir lahar telah dievakuasi ke posko pengungsian, seperti yang dilaporkan oleh Badan Penanggulangan Bencana (BNPB). 

Banjir tersebut melanda Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang. Menurut Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kota Padang, korban meninggal dunia akibat banjir lahar dingin Gunung Marapi dan banjir bandang di tiga wilayah tersebut mencapai 50 orang hingga Senin (13/05) pukul 22.30 WIB. Rinciannya adalah 20 korban di Kabupaten Agam, 16 di Kabupaten Tanah Datar, tujuh di Kabupaten Padang Pariaman, dua di Kota Padang Panjang, dan dua di Padang. Dari jumlah tersebut, tiga korban belum teridentifikasi.

"Sampai saat ini, tim pencarian masih mencari warga yang dilaporkan hilang," kata Kepala SAR Kota Padang, Abdul Malik. Pencarian korban hilang dilakukan dari Kota Padang Panjang hingga aliran Sungai Batang Anai.

Banjir bandang ini mengakibatkan 193 rumah di Kabupaten Agam mengalami kerusakan. Di Tanah Datar, ada 84 rumah yang mengalami kerusakan ringan hingga berat. Selain rumah, kerusakan juga terjadi pada infrastruktur seperti jembatan dan rumah ibadah. Lalu lintas dari Kabupaten Tanah Datar menuju Padang dan Solok dilaporkan lumpuh total.

"Tim Basarnas, TNI, Polri, dan unsur terkait lainnya masih terus berupaya melakukan penanganan darurat, pendataan, serta pertolongan untuk warga terdampak," ujar Abdul.

Operator alat berat sedang mencari korban banjir bandang di Jorong Galuang, Nagari Sungai Pua, Agam, pada Senin (13/05/2024). Banyak pengungsi banjir bandang yang kini berada di SDN 08 Kubang Duo Koto Panjang, Nagari Bukik Batabuah, Agam. Petugas SAR juga melakukan pencarian korban banjir lahar dingin Gunung Marapi di Manunggal, Kabupaten Tanah Datar. Kondisi simpang Manunggal pascabanjir lahar dingin di Kecamatan Lima Kaum, Tanah Datar, tampak parah.

Aktivis lingkungan menilai bahwa bencana ini disebabkan oleh kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dan pembangunan yang tidak berkelanjutan. Hujan deras menyebabkan air sungai yang berhulu di Gunung Marapi meluap, menciptakan aliran baru yang membawa material batu besar dari gunung tersebut ke permukiman sekitar. Budi Perwira Negara, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Agam, mengatakan bahwa bencana ini membawa material batu besar dari Gunung Marapi.

Selain korban jiwa, ada 16 korban luka dari Kecamatan Canduang, Sungai Pua, dan IV Koto di Kabupaten Agam. Setidaknya 110 rumah warga dan tempat usaha serta satu sekolah di tiga kecamatan tersebut tergenang air, sementara tiga rumah terbawa arus.

Banjir juga melanda lima kecamatan di Kabupaten Tanah Datar: Kecamatan X Koto, Batipuh, Pariangan, Lima Kaum, dan Sungai Tarab. Data terakhir BPBD Kabupaten Tanah Datar menunjukkan bahwa 25 keluarga, 24 rumah, dan 12 jembatan terdampak. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tanah Datar, Ermon Revlin, mengatakan bahwa banjir di wilayahnya adalah kombinasi antara banjir lahar dingin Gunung Marapi dan banjir bandang akibat naiknya debit air sungai.

Abdul Muhari dari BNPB mengatakan bahwa banjir meninggalkan endapan lumpur setinggi "betis orang dewasa." Selain pencarian dan pertolongan, tim gabungan juga berupaya membersihkan ruas jalan Batusangkar-Padang Panjang yang terdampak endapan lumpur.

Di Kota Padang Panjang, banjir melanda Kecamatan Padang Panjang Barat dan Kecamatan Padang Panjang Timur. Dua rumah di pinggir Sungai Sangkua hanyut, dan tiga orang sempat hilang terbawa arus. Satu orang telah ditemukan dan diselamatkan.

Berliana Reskyka, warga Jorong Galuang, mendadak dibangunkan ibunya pada Sabtu malam (11/5) karena banjir bandang yang menggenangi rumah-rumah. Berliana, yang bekerja di PMI Bukittinggi, tergerak untuk membantu warga yang terdampak. Banjir telah surut saat dia tiba di lokasi, dan dia segera membantu memberikan pertolongan pertama pada warga yang terluka.

Dalam enam bulan terakhir, banjir bandang dan lahar telah terjadi berulang kali di sekitar Gunung Marapi. Pada Desember 2023 dan April 2024, banjir bandang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam setelah erupsi Gunung Marapi. Wengki Purwanto dari Walhi Sumatra Barat mengatakan bahwa bencana ekologis ini terjadi karena pengelolaan alam yang salah, termasuk eksploitasi sumber daya alam dan pembangunan yang tidak memperhatikan mitigasi bencana.

Berdasarkan pemantauan Walhi, terjadi pembukaan lahan untuk penebangan liar di beberapa daerah di Sumatra Barat. Kepala Dinas Kehutanan Sumatra Barat, Yozarwardi, mengakui adanya penebangan liar di dua kabupaten tersebut. Studi Auriga Nusantara menunjukkan bahwa tutupan sawit di kawasan hutan di bentang alam Seblat meningkat signifikan antara tahun 2000 dan 2020.