Delta Herd Immunity Apa Kabar?
Sun, 08 Aug 2021Posted by AdminHerd immunity atau kekebalan kelompok merupakan salah satu cara yang saat ini paling diandalkan untuk melindungi dan mengurangi penularan virus Covid-19. Bahkan Presiden Jokowi sudah berkali-kali menggenjot penyebaran vaksin di penjuru Indonesia, demi mengejar kekebalan komunal tersebut. Namun maraknya varian B1617.2 (Delta) yang mendominasi penularan Covid-19 di dunia, memunculkan keraguan baru.
Herd bisa terbentuk saat persentase tertentu dari populasi sudah divaksinasi atau memperoleh kekebalan dari infeksi sebelumnya. Varian yang pertama kali terdeteksi di India ini disebut sangat berbahaya dan lebih menular dibandingkan varian aslinya. Jika varian Delta sudah mendominasi di dunia, masih mungkinkah herd immunity dicapai dengan vaksinasi?
Menurut Infectious Disease Society of America, penyebaran varian Delta telah menyebabkan perubahan pada ambang batas herd immunity. Pihaknya menganggap bahwa dengan ini menjadi jelas bahwa ini adalah virus yang sangat berbahaya, jauh lebih berbahaya daripada virus yang varian utama.
"Itu jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya yaitu sebesar 60 hingga 70 persen, karena varian Delta dua kali lebih mudah menular," kata asisten profesor di University of Alabama, Birmingham, Profesor Richard Franco yang dikutip dari Strait Times, Kamis (5/8/2021).
Ini merupakan fakta baru yang perlu kita ketahui bersama, namun perlu diingat bahwa ini tetap menjadi harapan utama kita saat ini dalam mengakhiri pandemi.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio menjelaskan saat ini masyarakat di dunia sedang berlomba antara kecepatan mutasi SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, dengan kecepatan untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok. Perlu dicatat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan herd immunity Corona harus dicapai dengan melindungi orang melalui vaksinasi, bukan dengan memaparkan masyarakat pada patogen penyebab penyakit.
Menurutnya, dengan mencapai herd immunity diharapkan kesempatan virus untuk menemukan host baru menjadi lebih kecil, termasuk juga kesempatan bermutasi lebih kecil.
“Jadi kalau ada kesempatan vaksinasi, ya terima saja, tidak usah pilih-pilih vaksin A, B, atau C,” kata Amin menambahkan.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa penyebab utama dari mutasi virus yang memunculkan varian-varian baru, disebabkan oleh masyarakat yang belum divaksin. Apakah kalian sudah divaksin?
Mari putus rantai penularan Covid-19 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi), dan mengikuti program vaksinasi pemerintah.
Baca Juga : Covid-19 Masih Ada Di Sekitar Kita, Presiden Dorong Herd Immunity Terbentuk Bulan Agustus!