Pusaran Sampah Pasifik, Si Perusak Ekosistem Terbesar Laut

Pusaran Sampah Pasifik, Si Perusak Ekosistem Terbesar Laut

Tue, 15 Jun 2021Posted by Admin

Tahukah kamu kalau plastik-plastik yang kita pakai dan buang ke tempat sampah, akan terus menumpuk hingga jumlahnya sangat besar? Tumpukan sampah plastik dalam jumlah sangat besar tidak hanya ditemukan di darat. Hal tersebut baru saja ditemukan di Samudera Pasifik atau dikenal dengan The Great Pacific Garbage Patch.

Great Pacific Garbage Patch yang juga dikenal sebagai pusaran sampah Pasifik, membentang di perairan dari Pantai Barat Amerika Utara hingga Jepang. Kumpulan sampah itu berasal dari sampah yang terletak di dekat Jepang dan yang terletak di antara negara bagian Hawaii dan California, Amerika Serikat.

Melansir National Geographic, pusaran sampah kedua wilayah bertemu di Pasifik karena dipengaruhi oleh Zona Konvergensi Subtropis Pasifik Utara, yang mana adalah tempat air hangat dari Pasifik Selatan bertemu dengan air dingin dari Kutub Utara, dan terletak beberapa ratus kilometer di utara Hawaii.

Jumlah puing-puing di Great Pacific Garbage Patch terakumulasi karena sebagian besar sampah yang menumpuk, tidak dapat terurai secara hayati.

Great Pacific Garbage hampir seluruhnya terdiri dari potongan-potongan kecil plastik, yang disebut mikroplastik. Mikroplastik tidak selalu bisa dilihat dengan mata telanjang. 

Melansir NOAA, Great Pacific Garbage Patch, ahli kelautan dan ekologi baru-baru ini menemukan bahwa sekitar 70 persen sampah laut benar-benar tenggelam ke dasar laut, di tengah lautan di mana hampir tidak pernah dihampiri manusia karena sangat jauh dan sulit untuk dijangkau.

Diyakini bahwa sampah dapat berdampak pada satwa liar, misalnya, hewan mungkin keliru memakan plastik dan sampah lainnya. Sampah jaring nelayan juga dapat menjebak atau membungkus hewan. Sampah laut dapat mengangkut spesies dari satu tempat ke tempat lain, dan ada kemungkinan spesies tersebut akan menjadi invasif.

Jika hal itu terjadi, maka mereka akan menetap dan berkembang di lingkungan baru, dan spesies tersebut dapat mengalahkan atau memenuhi spesies asli, sehingga mengganggu ekosistem. Dengan kondisi itu, manusia dapat terpapar mikroplastik dari sejumlah sumber, seperti makanan laut atau garam laut.

Dampak jangka panjang terhadap kerusakan ekosistem akan kemana-mana dan sulit untuk dikontrol. Maka dari itu, peran kita dalam kelangsungan dunia kita menjadi sangat penting. Sebagai pribadi yang peduli dengan kelangsungan dunia kita, kita harus tetap teruskan kampanye #AntiPlastikPlastikKlub demi lingkungan yang lebih baik.