Tradisi Ramadan Menarik Dari Berbagai Negara: Keunikan Dan Maknanya
Thu, 27 Feb 2025Posted by AdminMenurut Liputan6.com, Jakarta, Ramadan tahun ini sangat berbeda karena diadakan di tengah pandemi COVID-19. Meskipun demikian, umat muslim di Tanah Air biasanya melakukan banyak tradisi selama bulan Ramadan.
Ini menunjukkan bahwa beberapa negara, termasuk Indonesia, memiliki tradisi unik untuk bulan Ramadan. Sebagaimana dikutip dari laman Bayut pada hari Kamis, 30 April, berikut adalah ulasannya.
1. Mesir
Di Kairo, Mesir, orang Muslim memiliki kebiasaan unik untuk menyambut bulan Ramadan. Biasanya, mereka memasang lampu tradisional yang disebut lampu Fanus di setiap rumah.
Lentera memiliki makna budaya yang signifikan bagi umat Islam, seperti banyak tradisi lain yang terkait dengan festival keagamaan.
Mungkin tradisi ini sudah ada sejak Khilafah Fatimiyah memerintah sebagian besar Muslim di dunia melalui Mesir pada abad ke-10. Pada saat itu, lampu Fanus dipasang untuk menyambut pasukan Raja yang datang menjelang bulan Ramadan.
2. Arab Saudi
Beberapa negara Arab menyebut seseorang sebagai Mesaharaty, yang berarti "penyeru malam". Sambil memukul drum dan berseru untuk menandai waktu bangun sahur, Mesaharaty akan berkeliling di jalan-jalan desa. Kebiasaan ini masih dilakukan di beberapa negara seperti Arab Saudi, Yaman, dan Mesir, terutama di desa-desa.
3. Irak
Permainan Mheibes adalah tradisi Ramadhan Irak yang paling terkenal. Setiap hari, setelah berbuka puasa saat matahari terbenam, pria di Irak berkumpul di tempat-tempat terbuka untuk bermain game ini. Ada dua kelompok yang berbeda. Sekitar empat puluh hingga dua ratus orang bermain dalam satu grup. Tim menyembunyikan cincin satu sama lain.
Permainan dimulai dengan pemimpin satu kelompok secara diam-diam memberikan cincin kepada salah satu anggota timnya. Anggota tim lainnya duduk di tanah dengan kepalan tangan di pangkuan mereka, dan tim lain harus menebak anggota tim mana yang memiliki cincin itu. Di Irak, permainan ini telah dimainkan dari generasi ke generasi, meskipun sederhana.
4. Bangladesh
Ramadan adalah kesempatan bagi orang Bangladesh untuk mengunjungi sanak saudara dan makan bersama. Di negara ini, jilapi, sejenis manisan, adalah makanan khas buka puasa. Masyarakat sering mengadakan bazar menjelang buka puasa, mirip dengan di Indonesia.
5. Malaysia
Salah satu makanan khas Malaysia selama bulan Ramadan adalah bubur lambuk, yang terbuat dari beras dan dicampur dengan daging sapi cincang dan udang kering, dan dibumbui dengan rempah-rempah dasar seperti bunga cengkeh, bunga lawang, jintan putih, dan kulit kayu manis.
Di beberapa masjid di Malaysia, masyarakat biasanya memasak bubur ini secara gotong-royong, lalu membagikannya kepada orang umum dan menjadikannya sebagai bekal berbuka puasa bagi para jemaah.
6. Qatar
Di Qatar, sebuah festival yang disebut Garangaou berlangsung di tanggal 13, 14 dan 15 bulan Ramadan. Anak laki-laki akan mengenakan pakaian Arab hitam dengan ompi merah yang dihiasi emas selama festival.
Anak-anak perempuan, di sisi lain, akan mengenakan pakaian tradisional disdaashas yang berwarna-warni dan penuh dengan ikat kepala bukhnig atau hijab hitam transparan yang dihiasi dengan benang emas. Setelah itu, mereka akan berpawai dan bernyanyi di sepanjang jalan sambil mengunjungi rumah-rumah penduduk untuk meminta permen dan kue.
7. india
Saat bulan Ramadan masyarakat di Delhi, India, akan menggelar buka puasa bersama dengan menggelar piknik di teras masjid dan camilan dari pedagang kaki lima.
Di halaman-halaman Masjid Jama, jantung dari Old Delhi, ratusan umat muslim berkumpul setiap malam untuk berbuka puasa, kecuali jika Ramadan jatuh pada musim dingin. Mereka meletakkan selembar kain besar di atas batu ubin besar yang digunakan sebagai tempat duduk dan memakan hidangan berbuka puasa yang mereka siapkan dari rumah.