4 Poin! Kongsi Antara RI Dan Israel
Tue, 15 Dec 2020Posted by AdminKabar terkini Sobat7!
Beberapa minggu mendatang, Indonesia disebut akan menormalisasi dan membangun hubungan diplomatik dengan Israel. Dikutip dari laman detik, berikut adalah 4 poin utama yang perlu Sobat7 ketahui terkait kabar kongsi antara RI dan Israel.
1. Dihembuskan Sumber
Mengutip dari Times of Israel dari Channel 12 pada Minggu (13/12/2020), kabar tersebut diutarakan oleh sumber diplomatik Israel. Sumber diplomatik Israel mengidentifikasi dua negara yang sudah melakukan pembicaraan sebelum Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump lengser dari jabatannya pada 20 Januari 2021. Dua negara yang akan melakukan normalisasi hubungan dengan Israel yakni Oman dan Indonesia.
2. Kementerian Luar Negeri Buka Suara
Menanggapi pemberitaan tersebut, Kementerian Luar Negeri RI menyebutkan bahwa pihaknya menegaskan hingga saat ini Indonesia tidak melakukan proses apapun terkait normalisasi hubungan dengan Israel.
"Kementerian Luar Negeri RI tidak melakukan langkah-langkah seperti yang dituliskan oleh media di atas, dan saya tidak tahu latar belakang tulisan tersebut. Pelaksanaan politik luar negeri yang dijalankan Kemlu dalam konteks konflik Palestina-Israel senantiasa berpegang pada amanat konstitusi," ujar Teuku Faizasyah, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, dilansir dari CNNIndonesia.com.
3. Keuntungannya untuk RI Jika Lakukan Kongsi dengan Israel
Yusuf Rendy Manilet selaku Ekonom dari Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia menilai, Indonesia bisa memanfaatkan Israel sebagai pasar non-tradisional.
Israel juga memiliki perkembangan teknologi yang merupakan salah satu terbaik di dunia. Hal ini bisa dimanfaatkan dengan menggandeng Israel untuk investasi di bidang teknologi. "Tentu, ini selera karena perekonomian Israel yang potensial mengingat negara ini mempunyai pendapatan per kapita hingga US$ 42 ribu. Artinya dengan kelas konsumsi ini permintaan terhadap produk barang dan jasa bisa dalam bentuk apapun mulai dari produk mentah hingga produk jadi," ujar Yusuf.
4. Disebut Sulit Direalisasikan
Melanjutkan perkataannya, dari sisi minusnya, Yusuf memandang Indonesia dan Israel belum mempunyai hubungan diplomatik resmi. Sehingga akan relatif sulit untuk merealisasikan kerjasama ekonomi jika belum mempunyai hubungan diplomatik resmi.
"Selain itu tentu akan ada sentimen negatif dari negara-negara yang berseteru dengan Israel khususnya negara timur tengah seperti misalnya Arab Saudi atau bahkan negara tetangga seperti Malaysia yang tidak mengakui Israel sebagai negara. Jadi tentu ini akan sedikit banyak mempengaruhi penyesuian perjanjian perdagangan/bilateral antara Indonesia dengan negara-negara yang disebutkan di atas," lanjut Yusuf.
Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad juga menilai minusnya lebih cenderung ke ranah politik. Selain itu ia menyebutkan akan ada gejolak di dalam negeri khususnya masyarakat Indonesia yang lebih memiliki hubungan batin dengan Palestina.
"Saya kira akan ada penolakan, karena masalah sejarah ya dan sikap Indonesia yang kita membela kemerdekaan Palestina. Jadi kalau Palestina belum merdeka saya kira agak berat," tuturnya.