SINOVAC, Diimpor Indonesia Ditolak Di Brasil!
Mon, 14 Dec 2020Posted by AdminSeperti yang diketahui, Indonesia telah menerima pengiriman pertama vaksin corona buatan Sinovac dari China pada hari Minggu (6/12) sebanyak 1,2 juta vaksin. Vaksin tersebut merupakan vaksin siap pakai yang diproduksi oleh Sinovac dan ditempatkan dalam kontainer berpendingin. Namun, proses vaksinasi masih menunggu hasil uji klinis fase 3 untuk mengetahui efektivitas vaksin menghadapi Covid-19.
Berbeda dengan Indonesia, Brasil justru menolak vaksin Covid-19 produksi Sinovac tersebut. Pada Sabtu (12/12), lembaga survei di Brasil menerbitkan hasil jajak pendapat yang menunjukkan jumlah warga tolak vaksin Covid-19 buatan China naik menjadi 22 persen. Padahal bulan sebelumnya, hanya terdapat sembilan persen warga yang menolak vaksin Covid-19 produksi Sinovac.
Tumbuhnya penolakan warga terhadap vaksin buatan China oleh warga Brasil ini kemungkinan dipengaruhi oleh sikap Presiden Brasil Jair Bolsonaro yang skeptis terhadap anti virus Covid-19. Presiden Brasil bahkan menolak rencana pembelian 46 juta dosis vaksin Covid-19 buatan China. Penolakan ini memicu kekhawatiran karena rencana pembelian tersebut akan diuji di negara bagian di Brasil.
"Orang-orang Brasil tidak akan menjadi kelinci percobaan siapapun. Keputusan saya adalah tidak membeli vaksin semacam itu (buatan China)," tulis Bolsonaro di akun media sosial seraya mengatakan jika uji klinis Covid-19 belum menyelesaikan permasalahan.
Akhir bulan lalu, Bolsonaro mengatakan bahwa dirinya tidak akan ikut vaksinasi meskipun vaksin Covid-19 nantinya tersedia. Presiden Brasil, salah satu tokoh yang meragukan vaksin, mengatakan penolakan itu merupakan "hak"-nya.
Secara spesifik ia menyampaikan keraguannya terhadap vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac, perusahaan farmasi asal China, bersama Butantan Institutue, lembaga riset di bawah naungan negara bagian Sao Paulo, Brasil.
Menurut hasil survei Datafolha, hanya 47 persen responden yang bersedia divaksinasi dengan anti virus buatan China, sementara 50 persen lainnya menolak divaksinasi serta tiga persen sisanya belum membuat keputusan. Hasil survei ini menunjukkan adanya keterkaitan antara penolakan vaksin dengan kepercayaan publik terhadap Presiden Bolsonaro. Setidaknya, saat ini terdapat 33 persen responden menolak ikut vaksinasi karena mereka percaya Bolsonaro, sementara 16 persen responden menilai presiden bukan orang yang dapat dipercaya.