Alasan Seseorang Melakukan 'Ghosting'

Alasan Seseorang Melakukan 'Ghosting'

Wed, 10 Mar 2021Posted by Admin

Sobat7 sudah tidak asing dengan istilah ghosting? Atau pernah menjadi korban bahkan pelaku ghosting?  Istilah ghosting memang lagi kekinian, yang dimana sesorang hilang secara tiba-tiba dari sebuah hubungan yang intens. Namun, mengapa hal ini bisa terjadi dan kira-kira apa alasannya?

"Ghosting adalah sebuah strategi mengakhiri hubungan dengan memutus komunikasi secara tiba-tiba lewat medium teknologi," ujar psikolog klinis Inez Kristanti, melalui pesan singkat, Senin (8/3). Definisi itu diambilnya dari tulisan LeFebvre dkk (2020) dalam Journal Loss and Trauma.

​​​​​​Baca Juga : Ramai Kisah Percintaan Kaesang, Ghosting Lagi Kekinian

Inez mengatakan, pilihan strategi yang dipilih seseorang untuk memutuskan atau menyelesaikan hubungan bukan lah sesuatu yang bisa diprediksi. Ada beberapa kemungkinan alasan seseorang melakukan ghosting. Inez merujuk pada tulisan LeFebvre, dkk (2019), terdapat 5 kemungkinan alasan, sebagai berikut.

1. Kenyamanan

Ghosting, kata Inez, mungkin dilihat sebagai alternatif yang lebih nyaman dan mudah dibanding penyelesaian tatap muka.

2. Tak ada lagi ketertarikan

Attraction atau ketertarikan artinya, ghosting dianggap sebagai alternatif penyelesaian karena sudah tidak atau kurang memiliki rasa ketertarikan lagi. Selain itu, ghosting juga bisa dilakukan karena dirasa bahwa hubungan yang sedang dijalaninya tidak terlalu serius dan tak perlu diselesaikan secara lebih personal.

3. Perilaku kurang berkenan orang yang di-ghosting

Pelaku ghosting menilai ada interaksi negatif atau perilaku yang kurang berkenan dari orang yang di-ghosting selama berhubungan. Dia, lanjut Inez, memilih untuk meng-ghosting demi menghindari konfrontasi atau interaksi yang tidak nyaman.

Baca Juga : Apa Yang Bisa Kita Lakukan Saat Melihat Pelecehan Seksual?

4. Status hubungan

Alasan ini merujuk pada tipe hubungan dan lama hubungan yang sudah berjalan. Ghosting dilakukan mungkin dengan mempertimbangkan waktu yang sudah diinvestasikan dan seberapa ia merasa terlibat dalam hubungan tersebut.

"Misalnya, ketika seseorang merasa baru pergi kencan satu kali dan tidak ingin melanjutkan, ia mungkin memilih untuk ghosting karena ingin menghindari pembicaraan yang 'awkward' terkait ini," ujar Inez.

5. Keamanan

Keamanan berarti merujuk pada adanya kemungkinan situasi berbahaya, perlindungan diri dan kesejahteraan seseorang. Sebagai contoh, kata Inez, seseorang bisa saja memiliki kekhawatiran bahwa dirinya tengah berada dalam hubungan yang membahayakan diri. Alih-alih tatap muka yang dinilai bisa memicu risiko, ghosting dirasa lebih mampu memberikan rasa aman.

Apa pun alasannya, ghosting dapat membawa dampak pada individu yang di-ghosting. Inez mengatakan, tiap individu dapat merasakan dampak yang berbeda-beda sekaligus tergantung dari situasi. Namun, Inez menyarankan agar tidak mengaitkan perilaku ghosting pasangan dengan berbagai kekurangan yang ada dalam diri.

"Jika dampak yang dirasa terlalu sulit untuk dihadapi sendiri, bisa berkonsultasi ke mental health professional untuk mendapatkan bantuan," pungkas Inez.