Alat Makan Plastik Sekali Pakai Akan Dilarang Di Inggris

Alat Makan Plastik Sekali Pakai Akan Dilarang Di Inggris

Tue, 07 Sep 2021Posted by Admin

Di tengah banyaknya keresahan di dunia akibat ancaman perubahan iklim, negara-negara di dunia sudah merencanakan strateginya masing-masing untuk ikut serta menyelamatkan planet bumi, termasuk Inggris. Pemerintah Inggris berencana melarang penggunaan alat makan plastik sekali pakai sebagai upaya mengurangi polusi lingkungan akibat sampah plastik. Menurut data saat ini, di Inggris, setiap tahunnya satu individu rata-rata membuang 18 piring plastik dan 37 pisau dan garpu sekali. Namun George Eustice, Sekretaris Lingkungan, mengklaim sudah ada kemajuan terkait penggunaan plastik, salah satunya aturan pelarangan pasokan sedotan plastik, pengaduk dan cotton bud.

Pemerintah juga telah berkonsultasi tentang rencana untuk memastikan skema daur ulang konsisten di seluruh negeri. Proses perancangan aturan yang akan melarang penggunaan alat makan plastik sekali pakai ini akan dimulai antara bulan September hingga November atau pada musim gugur tahun ini. Selain itu, Inggris juga akan menerapkan pajak kemasan plastik. Penerapan aturan diperkirakan berlangsung beberapa tahun lagi.

"Kami juga akan memperkenalkan pajak kemasan plastik terkemuka di dunia mulai April 2022, ditetapkan 200 poundsterling (hampir Rp4juta) per ton kemasan plastik yang tidak memenuhi ambang batas minimum setidaknya 30 persen konten daur ulang," jelas Departemen Lingkungan Hidup, Pangan dan Urusan Pedesaan dalam sebuah pernyataan resmi, seperti dikutip dari Reuters.
Tak hanya itu, Inggris juga memiliki aturan pengenaan biaya tambahan untuk plastik belanja yang disebut mampu menurunkan pemakaian plastik hingga 95 persen.

"Benar bahwa kita menerapkan langkah-langkah yang akan mengatasi plastik yang berserakan sembarangan di taman dan ruang hijau, dan akan terdampar di pantai. Kita telah mencapai kemajuan untuk mengubah arus plastik, sekarang kita ingin melangkah jauh," kata Eustice mengutip dari Guardian.

Sampah plastik di laut kebanyakan berasal dari kemasan maupun peralatan makan dan minum. Plastik yang sulit terurai bakal jadi polusi dan membunuh jutaan burung dan 100 ribu mamalia laut dan kura-kura tiap tahun di seluruh dunia.

Upaya pemerintah Inggris disambut baik oleh kaum aktivis lingkungan. Namun Will McCallum dari Greenpeace Inggris melihat kebijakan ini hanya supaya Inggris tidak ketinggalan dengan Uni Eropa. Menurutnya, pendekatan yang serba lambat dan mengambil langkah sedikit demi sedikit yang dilakukan pemerintah Inggris hingga saat ini, bukanlah contoh kepemimpinan.

"Setelah bertahun-tahun berbicara tentang menjadi pemimpin global di bidang ini, pemerintah Inggris menindak total empat barang plastik sekali pakai dan mikroplastik," ungkapnya.

Semakin kesini, kita bisa lihat semakin banyak kebijakan dan solusi dari berbagai pihak dalam mengurangi pemakaian plastik, si perusak ekosistem. Dengan adanya upaya-upaya seperti ini dari negara-negara di dunia, diharapkan akan semakin mempengaruhi masyarakat di penjuru dunia untuk waspada atas potensi bahaya sampah plastik yang bagi kelangsungan ekosistem. Teruskan kampanye #AntiPlastikPlastikKlub demi kelangsungan planet kita bersama.