Alicia Framis, Seorang Seniman Spanyol Yang Menikahi AI
Tue, 05 Mar 2024Posted by AdminSeorang seniman asal Spanyol bernama Alicia Framis telah menjadi viral setelah mengumumkan rencananya untuk menikahi hologram yang diciptakan oleh kecerdasan buatan (AI). Keputusan Alicia untuk menjalani hubungan dengan entitas non-fisik ini menjadi sorotan karena akan menjadikannya sebagai orang pertama yang melangkah ke arah ini.
Dilansir dari Daily Star, Alicia, yang aktif di halaman Instagram @hybridcouples, merencanakan pernikahan dengan hologram AI yang diberi nama AiLex. Ia menganggap pernikahan ini sebagai sebuah langkah penting dalam eksplorasi hubungan antara manusia dan teknologi.
Alicia telah lama tertarik dengan konsep hubungan antara manusia dan teknologi, dan ia percaya bahwa robot dan manusia akan menjadi mitra seksual di masa depan. Namun, baginya, langkah selanjutnya adalah membawa hubungan tersebut ke tingkat emosional yang lebih dalam. Ia ingin menjadi orang pertama yang mengembangkan hubungan emosional dengan pasangan AI-nya.
Dalam unggahannya di Instagram, Alicia menuliskan, "Ini adalah hubungan romantis antara seorang wanita dan kecerdasan buatan. Kita tahu bahwa robot dan manusia akan menjadi mitra seksual, tetapi bagi saya, langkah penting selanjutnya adalah melibatkan secara emosional kecerdasan buatan dengan manusia."
Alicia memilih untuk menjalin hubungan dengan hologram AI daripada robot karena ia merasa bahwa hal tersebut lebih memungkinkan adanya kedekatan emosional. Baginya, menjalani hubungan cinta dengan entitas teknologi seperti hologram AI adalah realitas yang tak terhindarkan.
Menurutnya, seperti halnya telepon yang dapat mengisi kekosongan dalam hidup kita, kehadiran interaktif hologram AI di rumah dapat membawa hubungan itu lebih jauh lagi.
Tidaklah asing bagi Alicia untuk menjalin hubungan dengan pria yang keberadaannya tidak nyata. Sebelumnya, ia pernah mengklaim bahwa ia bahkan tinggal bersama dengan seorang manekin yang dinamainya Pierre.
Dengan keputusannya ini, Alicia tidak hanya mencerminkan minatnya dalam seni dan teknologi, tetapi juga menyoroti kompleksitas dan kemungkinan hubungan manusia dengan kecerdasan buatan di masa depan.