BMKG Peringatkan Suhu Bumi Naik 1,45 Derajat Celcius. Apa Saja Dampaknya?

BMKG Peringatkan Suhu Bumi Naik 1,45 Derajat Celcius. Apa Saja Dampaknya?

Thu, 12 Sep 2024Posted by Admin

Saat ini, Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mengatakan bahwa krisis iklim sudah sangat serius dan membutuhkan tindakan yang tepat.

Menurut Dwikorita, data dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa suhu global saat ini telah meningkat 1,45 derajat Celsius di atas rata-rata periode pra-industri dari tahun 1850 hingga 1900. Hal ini berdampak pada akselerasi kenaikan muka laut yang naik dari tahun ke tahun, menurutnya.

Antara 1993 dan 2002, muka air laut global rata-rata meningkat 2,1 mm per tahun. Antara 2013 dan 2021, kenaikan ini meningkat menjadi 4,4 mm per tahun, atau dua kali lipat.

Dia mengklaim bahwa fakta ini merupakan sebagian besar akibat dari mencairnya es kutub imbas, melelehnya gletser, dan lapisan es lautan yang disebabkan oleh pemanasan global.

"Jelas tidak berlebihan jika saya menyebut situasi ini sebagai sesuatu yang sangat serius dan juga harus direspons secara serius," kata Dwikorita, mengutip laman resmi BMKG, Minggu (8/9).

Dia menyatakan bahwa fakta ini sebagian besar disebabkan oleh lapisan es lautan, melelehnya gletser, dan mencairnya es kutub imbas yang disebabkan oleh pemanasan global.

Ia menyatakan bahwa berbagai aspek perubahan iklim termasuk peningkatan suhu, perubahan pola curah hujan, dan kenaikan air laut, selain efeknya terhadap manusia dan lingkungan

Contoh nyata kenaikan suhu akibat perubahan iklim adalah mencairnya lapisan es tropis atau gletser di Puncak Jaya, Papua. Luas tutupan salju abadi di ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut telah menyusut sebesar 98% dari 19,23 km2 pada tahun 1850 menjadi hanya 0,23 km2 pada April 2022.

Suhu yang meningkat setiap hari di Indonesia adalah bukti tambahan perubahan iklim. Dia menyatakan bahwa tingkat suhu global saat ini sudah mendekati titik yang disepakati pada Perjanjian Paris COP21 pada 12 Desember 2015.

Seluruh dunia pada saat itu setuju bahwa kenaikan suhu global harus dibatasi menjadi 1,5 derajat Celsius. Namun, suhu saat ini meningkat lebih cepat daripada sebelumnya, mencapai 1,45 derajat Celsius di atas suhu pra-industri.

Suhu Indonesia tercatat meningkat 0,15 derajat Celsius per tahun, menurut catatan BMKG.

Lembaga ini juga menyatakan bahwa banyak negara akan terancam kekeringan dalam beberapa dekade ke depan sebagai akibat dari krisis iklim.

Oleh karena itu, Dwikorita mengatakan bahwa sangat penting untuk mempertahankan ketahanan air. Ia mengatakan bahwa jika ketahanan air melemah, itu akan berdampak negatif pada banyak hal, termasuk ketahanan pangan dan ketahanan energi Indonesia.

Konflik akan muncul dan mengganggu stabilitas ekonomi, politik, dan keamanan jika situasi ini terus berlanjut.

"Jumlah penduduk terus meningkat sehingga di waktu bersamaan kebutuhan air juga ikut meningkat. Apabila ini [air] tidak dikelola dengan baik maka dampak buruknya akan sangat serius," tuturnya.

Produksi padi Indonesia dapat turun 1,13 juta ton dan 1,89 juta ton akibat perubahan iklim, kata Dwikorita, berdasarkan data Bappenas. Selanjutnya, 2.256 hektar sawah terancam kekeringan.