Dianggap Pembangunannya Lambat, Media Asing Komentari IKN

Dianggap Pembangunannya Lambat, Media Asing Komentari IKN

Thu, 24 Aug 2023Posted by Admin

Media asing yang berbasis di Singapura, Channel News Asia (CNA), telah mengambil perhatian terhadap proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, Indonesia. Dalam laporan berbahasa Inggrisnya, CNA mencatat bahwa istana kepresidenan yang direncanakan memiliki bentuk burung Garuda, simbol negara Indonesia, masih belum mencapai bentuk yang final.

Channel News Asia menginformasikan bahwa pada tanggal 17 Agustus 2023, yang merupakan satu tahun sebelum rencana pemindahan pemerintah ke kota baru pada tahun 2024, istana tersebut masih belum berdiri sepenuhnya. Menurut media asing ini, kemajuan pembangunan istana baru mencapai 20%.

"Dalam situasi waktu yang terbatas, ribuan pekerja konstruksi bekerja tanpa henti untuk menyelesaikan struktur dan beberapa bangunan lainnya," seperti yang dijelaskan oleh CNA dalam artikel berjudul 'No Garuda-inspired palace yet: Slow construction among other woes in Indonesia's new capital Nusantara', yang dipublikasikan pada Kamis (17/8/2023).

Pembangunan IKN sendiri dijadwalkan untuk selesai pada tanggal 17 Agustus 2024. Namun, CNA mengekspresikan keraguan tentang pencapaian target tersebut. Meskipun demikian, Bambang Susantono, Kepala Otoritas Modal Nusantara, menepis kekhawatiran tersebut.

"17 Agustus 2024, Presiden dan beberapa undangan akan merayakan (Hari Kemerdekaan Indonesia) di sana," ungkap Bambang Susantono.

"Kami sangat ingin menunjukkan bahwa Nusantara akan menggabungkan manusia, alam, dan budaya. Jadi itu akan menjadi cerdas, hijau dan inklusif."

Selain mengulas perkembangan proyek, CNA juga mengungkapkan adanya kegiatan pertambangan ilegal di sekitar wilayah IKN.

CNA merujuk pada Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), sebuah lembaga swadaya masyarakat, yang mencatat bahwa setidaknya ada 160 lokasi penambangan ilegal di Kaltim. Hampir 70 dari lokasi tersebut berada di wilayah terpencil Nusantara.

"Mayoritas dari lokasi ini adalah tambang batu bara yang dianggap merusak lingkungan. JATAM juga mencatat lebih dari 40 insiden selama 12 tahun terakhir di mana orang terjatuh ke dalam lubang tambang batu bara dan mengalami kematian," tulis CNA.

JATAM, seperti yang disebutkan oleh CNA, juga mengindikasikan bahwa perekonomian masyarakat akan terdampak. Hal ini disebabkan beberapa tambang berlokasi di lahan pertanian penduduk setempat. CNA juga melaporkan adanya beberapa kegiatan penambangan ilegal di luar wilayah Nusantara, dengan beberapa di antaranya bahkan berada di kawasan konservasi alam.

Pemerintah Indonesia baru-baru ini mengumumkan alokasi anggaran sebesar Rp 40,6 triliun untuk proyek Ibu Kota Nusantara pada tahun mendatang.