Elon Musk Batal Beli Twitter, Kenapa Ya?
Mon, 11 Jul 2022Posted by AdminBelum lama, Elon Musk memberikan kabar bahwa ia akan membeli Twitter. Namun, baru-baru ini ada berita yang beredar bahwa Elon Musk memutuskan batal membeli Twitter seharga US$ 44 miliar atau sekitar Rp 658 triliun dengan dalih perusahaan berlogo burung biru ini melanggar perjanjian terkait akun bot.
Musk menilai Twitter gagal memberikan informasi tentang akun bot atau akun palsu di platformnya.
"Tn. Musk mengakhiri Perjanjian Penggabungan karena Twitter melakukan pelanggaran material terhadap beberapa ketentuan Perjanjian itu, dan tampaknya membuat pernyataan palsu dan menyesatkan yang diandalkan oleh Musk saat memasuki Perjanjian Penggabungan, dan kemungkinan akan mengalami Efek Merugikan Material Perusahaan," tulis pengacara Musk dalam sebuah surat kepada Chief Legal Officer Twitter, Vijaya Gadde, dikutip dari TechCrunch, Sabtu (9/7).
Musk menuduh Twitter menyesatkan investor dan pengguna terkait jumlah akun palsu di Twitter. Pihak Twitter mengatakan akun palsu di platformnya berada di bawah 5 persen.
"Twitter telah berulang kali membuat pernyataan dalam pengajuan tersebut mengenai bagian mDAU (monetizable daily active users/pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi)-nya yang palsu atau spam," lanjut pernyataan yang dibuat tim hukum tersebut.
Dengan beredarnya kabar Elon Musk batal membeli Twitter dikabarkan berpengaruh pada harga saham Twitter. Harga saham Twitter merosot 6 persen dalam perdagangan di hari yang sama.
Selain informasi mengenai jumlah akun bot, terdapat beberapa alasan lain Musk membatalkan pembelian Twitter yaitu ia tidak mendapat akses ke pusat data dan data pengguna tak murni.
Pihak Musk mengklaim Twitter tidak memberikan akses sepenuhnya ke pusat data untuk ia melakukan analisis sendiri. Padahal, Twitter telah memberinya akses ke pusat data platformnya tersebut.
Sementara untuk data pengguna, surat dari tim kuasa hukum Musk menyatakan Twitter memberi tahu Musk dalam panggilan telepon bahwa perusahaan memasukkan akun yang ditangguhkan dalam perhitungan pengguna aktif hariannya yang dapat dimonetisasi (mDAU).
"Pengakuan Twitter bahwa mereka berhenti menghitung pengguna palsu atau spam di mDAU-nya ketika menentukan pengguna tersebut palsu tampaknya adalah hal yang salah," tulis pernyataan tersebut.
"Sebaliknya, kami memahami, berdasarkan representasi Twitter selama panggilan telepon 30 Juni 2022 dengan kami, bahwa Twitter menyertakan akun yang telah ditangguhkan - dan dengan demikian diketahui palsu atau spam," lanjutnya.
Kemudian, dengan adanya peristiwa ini pihak Twitter akan memperkarakan Elon Musk ke pengadilan dengan tuntutan agar ia mematuhi kesepakatan akuisisi.