Erick Thohir Bubarkan 74 Anak Dan Cucu Usaha Bumn

Erick Thohir Bubarkan 74 Anak Dan Cucu Usaha Bumn

Thu, 02 Dec 2021Posted by Admin

Menteri BUMN Erick Thohir membeberkan alasannya membubarkan anak dan cucu perusahaan pelat merah. Erick mengungkap total 74 anak dan cucu usaha BUMN dibubarkan.

Pertama, untuk bersih-bersih 'kerajaan kecil' anak dan cucu BUMN yang tidak menguntungkan dan malah menjadi benalu dari induk perusahaan.

Kedua, dia menyebut gemuknya BUMN membuatnya menjadi tidak gesit dan sulit dikonsolidasikan. Karena itu, ia memutuskan untuk membubarkan perusahaan negara yang memiliki pendapatan di bawah Rp50 miliar.

"Jumlah BUMN terlalu banyak, akhirnya ketika terlalu banyak dikontrol pun sulit dan akhirnya punya kerajaan-kerajaan kecil ketika dikonsolidasikan juga tidak mudah," bebernya pada Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI, Kamis (2/12).

Selain itu, ia menyebut pembubaran BUMN cilik juga memberikan kesempatan bagi pengusaha daerah untuk berkembang. Hal ini menjawab keluhan pengusaha daerah yang kerap melontarkan monopoli BUMN yang tak memberi ruang untuk pengusaha kecil.

Terpisah, Erick menyampaikan sudah menutup 74 anak dan cucu usaha milik PT Pertamina (Persero), PT Perkebunan Nusantara (Persero) atau PTPN, hingga PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Penutupan usaha dilakukan untuk efisiensi dan konsolidasi.

"Karena terlalu banyak shell-shell company yang tidak efisien dan tidak efektif, buat apa kita punya. Kadang seperti ini, holding-nya sehat tapi ada anak-cucu yang menyedot keuntungan dari holding-nya, nah ini yang harus kami bongkar, kami stop dan kurangi," ungkap Erick melalui keterangan resmi, Rabu (1/12).

Jika dirinci, 74 anak dan cucu usaha yang ditutup terdiri dari 26 perusahaan di bawah Pertamina, 24 perusahaan di PTPN, 13 perusahaan di Telkom, dan lainnya. Erick mengatakan penutupan juga dilakukan untuk memperkuat holding BUMN di tengah persaingan pasar.

"Kami ingin membuat holding-holding yang kuat dalam menghadapi persaingan pasar karena yang kami lihat sekarang ini, supply change sedang ter disrupsi, container kesulitan, harga bahan pupuk naik, sekarang kan kami harus lebih efisien agar bisa bersaing," jelasnya.

Sebagai contoh, penggabungan PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus dan Perum Perikanan Indonesia (Perindo). Lalu, penggabungan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistic dengan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI.