Kurikulum Baru, E-Sport Bisa Jadi Pelajaran Sekolah?

Kurikulum Baru, E-Sport Bisa Jadi Pelajaran Sekolah?

Wed, 01 Dec 2021Posted by Admin

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sedang mengkaji mengenai pertimbangan Cabang olahraga e-sports untuk masuk ke kurikulum sekolah di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Banyak respon beredar setelah berbagai pihak pengamat pendidikan buka suara mengenai tanggapan ini.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek Anindito Aditomo menyatakan piliha e-sport ini untuk menjadi kurikulum di sekolah bersifat fleksibel. 

"E-sports tidak masuk kurikulum nasional. Sekolah boleh saja memasukkan konten tersebut jika dipandang relevan untuk kebutuhan dan konteksnya," kata Anindito kepada CNNIndonesia.com, Senin (30/11).

Sekolah bisa menuangkan nilai kecakapan sekolah yang mencakup kemampuan mencari, menganalisis, dan mengevaluasi informasi serta gagasan.

"Sebenarnya yang ditetapkan oleh Kemendikbudristek bukanlah kurikulum sekolah, melainkan kerangka dan struktur dasar kurikulum. Sekolah-lah yang berwenang mengembangkan kurikulum operasional yang menjadi panduan bagi guru untuk melakukan pembelajaran di kelas," jelasnya.

Anindito menjelaskan, bagian penting dari hal esensial itu adalah "Profil Pelajar Pancasila", yaitu sekumpulan karakter dan kecakapan yang menjadi tujuan pembelajaran semua mata pelajaran serta kegiatan ko-kurikuler.

"Sebagai ilustrasi, materi tersebut bisa menjadi tema untuk menganalisis dan mengevaluasi ragam esports yang ada. Ini bisa menjadi latihan untuk mengasah nalar kritis siswa,"

Materi yang dapat diambil dari e-sport bisa digunakan untuk mengembangkan kecakapan esensial seperti nalar kritis, kreativitas, dan gotong royong.

Tetapi Anindito mengkhawatirkan jika banyak pembelajaran yang dituangkan dalam kurikulum sekolah, yang dibebankan adalah siswa. 

"Jika semua materi yang dianggap penting oleh sebagian orang harus masuk kurikulum, yang menjadi korban adalah siswa," ujarnya.

Menurutnya pembelajaran yang terpenting adalah kualitasnya. Less is More.Untuk saat ini e-sport hanya dapat menjadi sarana dalam memenuhi standar kurikulum yang dimaksud.