Festival Malabot Tumbe

Sobat7, siapa yang sudah pernah pergi ke Kabupaten Banggai Laut? Salah satu daerah di Pulau Sulawesi, lebih tepatnya di Sulawesi Tengah ini mempunyai sebuah kegiatan adat yang sudah dilakukan turun temurun. Dikenal dengan nama Malabot Tumbe, Festival ini tidak hanya berisi prosesi saja melainkan juga pawai speedboat, festival layangan dan sayembara ikon Kabupaten yang dilakukan untuk meramaikan acara tersebut.

Baca juga: Kemeriahan Festival Cisadane

Festival ini adalah upacara adat penghantaran dan penerimaan telur Burung Maleo, dari masyarakat adat Batui kepada Tomundo Banggai dan keluarganya. Dalam bahasa Banggai, Malabot Tumbe diartikan menjadi penerimaan pertama (telur Burung Maleo). Pada malam pembukaan ditampilkan tarian Burung Maleo yang ditarikan oleh putra-putri Kabupaten Banggai Laut.

Upacara adat ini dilakukan tiap tahun dan sudah dilakukan turun-temurun agar seluruh keluarga di daerah tersebut mendapatkan telur Burung Maleo.

Berawal dari sejarah Raja Banggai, Adi Soko yang mendapat hadiah dari mertuanya sebuah sepasang Burung Maleo. Beliau membawa burung tersebut ke Banggai, tetapi tidak bisa berkembang biak disana sehingga membuat Abu Kasi memberi burung tersebut kepada keluarganya di Batui.

Upacara adat ini melibatkan 3 Kabupaten, yakni Kabupaten Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan dan Kabupaten Banggai Laut. Diawali dari wilayah Batui di Kabupaten Banggai, setelah semua telur maleo terkumpul, para pengantar pergi menggunakan perahu kayu ke Kabupaten Banggai Laut. Pada zaman dulu, perahu diisi 7 orang awak kapal yang terdiri dari 3 perangkat adat dan 4 orang pendayung dan juru mudi.

Dilansir dari website resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banggai Laut, pada 2018 festival ini menciptakan rekor MURI untuk penyajian ketupat dengan angka 51.600 buah, yang keseluruhannya dibuat oleh masyarakat dari seluruh kecamatan dan desa Kabupaten Banggai Laut. Untuk lebih mengetahui tentang festival ini, jangan lupa saksikan Ragam Indonesia 17 Januari 2020 pukul 07.00 WIB.