Gawat, Ada Karyawan BUMN Diduga Teroris

Gawat, Ada Karyawan BUMN Diduga Teroris

Tue, 14 Sep 2021Posted by Admin

Beredar kabar menghebohkan yang kembali menerpa Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Salah satu terduga teroris Jamaah Islamiyah (JI) yang ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri merupakan karyawan Kimia Farma.

Pihak Kimia Farma pun sudah mengakui jika terduga teroris berinisial S alias MT yang ditangkap di Bekasi adalah karyawannya. Hal seperti ini bukan pertama kalinya ada kabar bahwa terduga teroris merupakan karyawan BUMN, beberapa diantaranya:

1. PLN

Terjadi penangkapan 2 terduga teroris asal Pekanbaru pada Mei 2018 di Palembang. Setelah ditelusuri, kedua teroris itu mendapatkan suntikan dana dari seorang pegawai BUMN yang diketahui dari PLN. PLN menyerahkan sepenuhnya kepada aparat hukum untuk penyelidikan dugaan keterlibatan pegawai PLN yang disebut berinisial D. D berada di wilayah Riau-Kepulauan Riau tetapi ditugaskan di bawah kantor cabang Pekanbaru.

2. Krakatau Steel

Sekitar satu tahun setelahnya, atau pada November 2019 terjadi penangkapan warga Taktakan, Kota Serang yang berinisial QK. Ternyata sosok tersebut merupakan karyawan dari PT Krakatau Steel. Ini hal yang tak disangka warga di lingkungan sekitar.

"Saya sebagai RT kaget beneran. Orangnya baik, untuk acara warga, rapat, segala macam biasa saja," ujar Ketua RT Erwan saat ditemui detikcom di Taktakan, Kota Serang, Banten, Jumat (15/11/2019).

3. Kimia Farma

Manajemen PT Kimia Farma Tbk membenarkan jika pegawainya merupakan salah satu terduga teroris dari jaringan Jamaah Islamiyah (JI) berinisial S yang ditangkap oleh Tim Densus 88 Antiteror di Bekasi, Jawa Barat pada Jumat (10/9/2021). Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo menegaskan bahwa untuk status karyawan yang ditangkap tersebut, saat ini perusahaan sudah memberlakukan skorsing dan pembebasan tugas sementara waktu selama menjalani pemeriksaan oleh pihak yang berwajib terhitung sejak 10 September 2021.

"Kimia Farma sangat mendukung sepenuhnya upaya seluruh aparat penegak hukum guna memerangi terorisme di seluruh lingkungan perusahaan dan mendukung upaya aparat penegak hukum untuk memproses secara hukum atas tindakan yang dilakukan oleh oknum karyawan tersebut sesuai dengan hukum yang berlaku," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (13/9/2021).

Ini sudah kesekian kalinya pegawai BUMN ditangkap karena diduga teroris. Padahal, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sudah pernah menebar peringatan keras terkait radikalisme kepada seluruh insan BUMN. Erick sempat mengatakan radikalisme tidak bisa hidup di Indonesia. Ideologi, lanjut dia, tidak bisa ditawar-tawar. Baginya NKRI, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika adalah harga mati seperti apa yang disampaikan bapak bangsa Ir. Sukarno.