Gegara Corona, Fenomena Mal Dijual Terjadi Di Berbagai Daerah

Gegara Corona, Fenomena Mal Dijual Terjadi Di Berbagai Daerah

Mon, 30 Aug 2021Posted by Admin

Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang besar bagi pusat perbelanjaan atau mal. Imbas pandemi, sebanyak 5 mal di Bandung terancam dijual karena sepinya pengunjung.

"Ya kurang lebih begitu. Kalau kepastian belum tahu karena data yang masuk kami bicaranya begitu," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Bandung Raya Handianto Lie kepada detikcom, Selasa lalu (24/8/2021).

Ia tak merinci mal apa saja yang terancam dijual. Meski demikian, mal-mal tersebut dipastikan di wilayah Bandung Raya.

Mal-mal tersebut terancam dijual karena minimnya kunjungan. Meski sudah diperbolehkan operasi di masa PPKM, kunjungan masyarakat di mal masih sepi.

Dia menyebut dari 50% kapasitas yang ditetapkan pemerintah misalnya, kedatangan pengunjung masih di bawah 20% atau sekitar 10-15%. Ada juga yang di bawah 10%.

"Ya awalnya sih memang sebelum COVID juga ada beberapa yang memang kurang berjalan baik. Ditambah dengan sekarang nih. Kemarin puncaknya waktu PPKM ya nggak kuat lah," kata dia.

Dia bilang, mal-mal berstatus trade center kondisinya kurang baik karena daya beli masyarakat berkurang. Kemudian ditambah dengan kekhawatiran masyarakat berkunjung ke mal.

Kemudian, masyarakat juga tak berkunjung ke mal karena masih adanya pembatasan jenis usaha yang tidak boleh buka.

"Bioskop lah kemarin sebelum PPKM sudah boleh buka itu kunjungan mal drastis naik ditambah ada film bagus. Sekarang PPKM tutup nggak boleh lagi buka," ujarnya.

Terancamnya mal untuk dijual tidak hanya terjadi di Bandung. Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) menyebut, fenomena itu hampir terjadi di semua daerah.

 "Ada beberapa pusat perbelanjaan yang berpotensi tutup ataupun dijual dan bukan hanya di daerah tertentu saja, banyak terjadi di hampir semua daerah," kata Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja.

Pihaknya tak bisa merinci mal-mal yang akan dijual tersebut. Sebab, hal itu akan mengganggu penyelamatan yang tengah diupayakan masing-masing perbelanjaan.

"APPBI tidak bisa menyebutkannya secara terperinci dikarenakan dapat mengganggu upaya proses penyelamatan yang sedang diupayakan oleh masing-masing pusat perbelanjaan dimaksud," katanya.

Dia menjelaskan, daya tahan setiap pusat perbelanjaan berbeda satu dengan yang lain. Sementara itu, pelonggaran yang diberikan pemerintah masih sangat terbatas.

Sehingga, tambahnya, akan menyulitkan pusat perbelanjaan yang sudah tidak punya dana cadangan.

"Pelonggaran yang diberikan oleh pemerintah saat ini relatif masih sangat terbatas sekali sehingga masih akan tetap menyulitkan bagi pusat perbelanjaan yang sudah tidak memiliki dana cadangan lagi," ujarnya.