Heboh! Diam-Diam Punya Suami 2 Wanita Di Cianjur Diusir Warga Hingga Pakaiannya Dibakar
Thu, 19 May 2022Posted by AdminBaru-baru ini video pengusiran seorang perempuan yang memiliki dua suami menjadi viral di media sosial. Wanita itu diusir warga beramai-ramai, lantaran ketahuan memiliki dua suami. Namun kabarnya pernikahannya yang kedua dilakukan secara diam-diam.
Wanita tersebut diketahui bernama Noneng alias NN(28). NN merupakan warga Kampung Sodong Hilir, Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Jawa Barat.
Kabarnya, NN sudah menikah sah dengan seorang pria bernama Entang (49). Pernikahannya sudah berjalan selama 13 tahun. Keduanya juga sudah memiliki dua buah hati dari hasil pernikahannya.
Namun rupanya NN nekat menikah lagi secara siri dengan Ujang (32) tanpa diketahui publik. Proses pernikahan siri ini dilakukan sekitar 5 bulan lalu tepatnya di bulan Desember 2021.
NN mengaku sudah dua tahun menjanda dan orang tuanya wafat. Pernikahan siri itu pun kemudian disaksikan ustadz di kampung UA. Setelah pernikahan itu, NN jadi sering pergi ke rumah UA di Desa Babakancaringin, kecamatan Karangtengah.
Dia diusir warga bahkan pakaiannya sempat dibakar karena ketahuan bersuami dua dengan cara menikah diam-diam.
Salah satu cuplikan video singkat ini diunggah ulang oleh akun instagram @ndorobei.official. Kabarnya, tak ada kejadian anarkis dari kekesalan warga. Warga hanya berkumpul untuk berteriak mencaci maki NN dan menyuruhnya pergi dari kampung.
Komnas Perempuan menyayangkan sikap masyarakat Cianjur yang main hakim sendiri dengan mengusir seorang wanita berinisial NN (28) lantaran memiliki dua suami atau poliandri
Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani juga sangat menyayangkan lantaran masyarakat main hakim senditi dan dengan mudah mengusir NN dengan mengeluarkan barang-barangnya dari rumah.
"Dalam hal ini pasutrinya sendiri sudah ambil kesepakatan untuk bercerai. Tidak cukup juga alasan masyarakat untuk melakukan hal sewenang-wenang," katanya, saat dihubungi media pada Selasa (17/5/2022).
Yentriyani mengatakan, dalam hal ini, bahkan dalam setiap persoalan apapun, perempuan menjadi pihak yang selalu disudutkan.