IDAI Sebut Hepatitis Akut Misterius Berpotensi Jadi Pandemi

IDAI Sebut Hepatitis Akut Misterius Berpotensi Jadi Pandemi

Mon, 09 May 2022Posted by Admin

Dr. Hanifah Oswari selaku dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan terdapat peluang kasus infeksi hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya alias hepatitis misterius akan menjadi pandemi.

Namun, kemungkinan tersebut masih rendah karena kasus hepatitis misterius ini masih relatif terkendali di sejumlah negara.

“Kita belum tahu seberapa cepat penularannya. Tetapi kalau melihat begitu banyak negara yang sekaligus melaporkan, saya kira potensi untuk menjadi pandemi itu ada. Tapi di Indonesia kita belum tahu bagaimana penyebaran berikutnya,” ucap Hanifah.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status temuan ini menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia.

Hanifah mengatakan bahwa saat ini pemerintah dan IDAI melakukan identifikasi penyebab dari hepatitis misterius ini. Membutuhkan waktu 1 hingga 2 pekan agar bisa mengetahui hasil pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan Adenovirus dan Hepatitis E.

 

“IDAI dalam hal ini tidak melakukan tracing, karena tracing tanggung jawab Kementerian Kesehatan,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan terlalu cepat untuk mengklaim bahwa hepatitis akut misterius menjadi pandemi baru.

Kemenkes mencatat satu kasus kematian terbaru yang diduga hepatitis misterius di Kabupaten Tulungagung. Anak berusia tujuh tahun tersebut dilaprkan mengalami sejumlah gejala yang mirip gejala penyakit kuning dan dilanjutkan demam, diare, urine berwarna lebih pekat dan feses berwarna pucat.

Sebelumnya, tiga kasus kematian di DKI Jakarta berusia dua tahun, delapan tahun dan sebelas tahun.

Nadia menyarankan untuk para orang tua memeriksa anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat jika menemukan gejala kuning, sakit perut, munta-muntah, diare mendadak, buang air kecil berwarna tua, buang air besar berwarna pucat, kejang dan penurunan kesadaran.