Indonesia Di Ambang Jurang Resesi, Apa Yang Harus Disiapkan?

Indonesia Di Ambang Jurang Resesi, Apa Yang Harus Disiapkan?

Fri, 07 Aug 2020Posted by Admin

Resesi menjadi kata yang umum diperbincangkan akhir-akhir ini. Resesi adalah situasi ketika pertumbuhan ekonomi negara negatif selama dua kuartal berturut-turut. Masa resesi akan berakhir ketika angka sudah kembali positif. Tercatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ke-II ini anjlok hingga -5,32%. Angka ini jauh jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 5,02%. Jika angka ini terus minus, maka Indonesia akan masuk ke jurang resesi bersama negara lain seperti Amerika Serikat, Singapura hingga Uni Eropa.

Baca juga: Investasi Menguntungkan Saat Pandemi

Resesi sendiri berbeda dengan krisis atau depresi ekonomi. Krisis memiliki arti adanya penurunan kondisi ekonomi secara drastis dan tercermin dari laju inflasi yang tinggi. Sedangkan depresi, sekilas mirip dengan resesi namun dengan angka kontraksi ekonomi yang lebih parah. Untuk resesi sendiri penurunan hanya berkisar antara -0,3% sampai -5,1% Dampak dari resesi adalah turunnya daya beli masyarakat karena turunnya sektor ekonomi. Angka kemiskinan dan PHK pun akan melonjak tajam. Lalu, apa yang harus dipersiapkan untuk meminimalisir dampak?

Dana Cadangan

Hal utama yang perlu disiapkan tentu adalah dana darurat. Menurut seorang pakar perencana keuangan, Ahmad Gozali, dana likuid harus tetap memadai dalam situasi sekarang ini. Idealnya, setiap keluarga wajib menyimpan dana cadangan sebanyak 3-12 bulan pengeluaran 1 keluarga tersebut. Uang cadangan inilah yang nantinya menjadi pegangan saat badai PHK atau pemotongan gaji. Dana cadangan dapat berupa cash, tabungan, deposito atau emas. Jika sulit untuk memiliki simpanan dana cadangan yang disarankan, upayakan untuk menyisihkan setidaknya 20% dari gaji.

Hindari Kredit

Sebisa mungkin pertimbangkan kembali rencana-rencana untuk kredit. Hal ini pun berlaku bagi PNS. Lebih baik dana yang akan digunakan untuk kredit dialokasikan untuk dana cadangan. Pengusaha pun disarankan untuk tidak terburu-buru melakukan ekspansi dan para pekerja lebih baik pikirkan kembali soal keinginan untuk pindah atau resign.

Rem Pengeluaran

Dana cadangan harus menjadi fokus utama untuk saat ini. Tahan terlebih dahulu pengeluaran-pengeluaran konsumtif. Pengereman pengeluaran ini sebisa mungkin dilakukan sampai 6 bulan ke depan dengan harapan Januari atau Februari tahun depan sudah lebih stabil.

Investasi di Asset yang Likuid

Resesi tidak membatasi Sobat7 untuk melakukan investasi. Namun, investasi yang dilakukan harus dengan strategi yang baru. Langkahnya adalah dengan mengurangi investasi di pasar modal dan menambah investasi di fixed income dan likuid. Investasi fixed income yang disarankan seperti deposito, tabungan yang memberi bunga dan pasar uang. Sedangkan investasi likuid adalah obligasi dan reksa dana.