Kain Doyo Khas Kalimantan Timur

Kalau Sobat7 berkesempatan untuk pergi ke Kalimantan Timur, jangan lupa beli oleh-oleh khas daerah tersebut. Salah satu cinderamata yang terkenal adalah Tenun Ulap Doyo. Hasil seni tenun kain ini dibuat oleh para perempuan dari suku Dayak Benuaq di Kabupaten Kutai, Samarinda. Nama Kain Doyo ini diambil dari bahan utama yang digunakan, yakni serat daun Doyo. Selain digunakan untuk membuat tenun kain, mereka juga membuat kemeja, celana, dompet, tas dan lainnya.

Warna dan motif pada kain ini dibuat menyesuaikan warna kulit asli masyarakat Indonesia sehingga dapat digunakan pada acara besar dan juga untuk sehari-hari. Sekilas, daun ini terlihat seperti tunas kelapa muda tapi daunnya lebih besar, bergaris dan mengkilap. Tanaman ini banyak ditemukan di hutan tropis. Daun yang dipilih adalah yang berwarna hijau tua, jika kita mengambil yang terlalu muda biasanya akan lebih mudah rusak dan membuat hasil kurang bagus.

Langkah pertama untuk membuat kain adalah rendam daun ini dalam air kemudian pisahkan serat daun dengan pisau khusus. Setelah dijemur selama 1-2 hari, serat yang sudah kering ini dibelah menjadi beberapa bagian lalu pelintir dan padatkan sampai membentuk seutas benang. Setelahnya, kita buat pola kain dengan masukan satu persatu benang ke dalam kayu dan kemudian tenun sesuai keinginan kita. Untuk membuat 1 kain tenun biasanya membutuhkan 1-2 bulan karena masih dilakukan secara manual.

Penggunaan tanaman ini sudah ada sejak abad ke-17. Tenun ini dikenal sejak masa kerajaan Kutai, dimana motifnya dijadikan tanda atau identitas seseorang. Contohnya, motif jaunt nguku yang biasa digunakan oleh bangsawan dan motif waniq ngelukng yang digunakan oleh orang biasa. Motif seperti naga dan harimau tidak boleh digunakan oleh yang berumur dibawah 20 tahun karena bisa mengakibatkan hal yang fatal. Kain ini sendiri merupakan wujud ekspresi masyarakat suku Dayak Benuaq yang dulu beragama Hindu.

Ragam Indonesia tayang setiap Senin-Jumat pukul 07.00 WIB.