Kejamnya Polisi Israel Serang Prosesi Pemakaman Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh Yang Terbunuh
Wed, 18 May 2022Posted by AdminPemakaman jurnalis media Al Jazeera diwarnai bentrokan. Polisi anti huru-hara Israel pada Jumat 13 Mei 2022 mendorong dan memukuli para pelayat dan mereka yang mengusung peti mati berisi jenazah Shireen Abu Akleh yang tewas ditembak.
Jurnalis Shireen Abu Akleh yang berusia 51 tahun, adalah nama yang menggema di seluruh dunia Arab, yang identik dengan liputan Al Jazeera tentang kehidupan di bawah pemerintahan Israel, yang telah berlangsung selama 60 tahun tanpa ada titik terang. Abu Akleh dihormati di Palestina Sebagai pahlawan setempat.
Mengutip VOA Indonesia, Sabtu (14/5/2022), insiden ini sempat membuat peti jenazah Shireen Abu Akleh sempat jatuh sementara para pelayat melindungi diri dari pukulan polisi. Prosesi pemakaman yang mengejutkan ini mungkin menjadi "peragaan nasionalisme" Palestina terbesar di Yerusalem dalam satu generasi.
Polisi Israel mengatakan kerumunan di rumah sakit, di mana jenazah Shireen Abu Akleh disemayamkan, telah meneriakkan kalimat-kalimat “hasutan nasionalis,” mengabaikan seruan untuk berhenti dan melemparkan batu ke arah mereka.
"Polisi terpaksa mengambil tindakan," ujar polisi.
Mereka mengeluarkan video di mana seorang komandan di luar rumah sakit memperingatkan warga bahwa polisi akan datang jika mereka tidak menghentikan kalimat hasutan dan “lagu-lagu nasionalis” yang mereka gunakan.
Menjelang pemakaman, kerumunan besar warga berkumpul untuk mengawal dan membawa keranda atau peti mati Abu Akleh dari rumah sakit di Yerusalem timur menuju ke sebuah gereja Katholik di Kota Tua terdekat. Banyak yang membawa bendera Palestina sambil meneriakkan kalimat, “Kami akan mengorbankan jiwa dan darah kami untuk kamu Shireen.”
Tak lama kemudian tentara Israel bergerak maju, mendorong dan memukuli para pelayat dengan tongkat. Ketika polisi anti huru-hara mendekat, mereka menabrak pengusung peti mati, menyebabkan salah seorang yang membawa peti mati kehilangan kendali dan jatuh. Peti jenazah Shireen Abu Akleh pun jatuh ke tanah.
Polisi merebut dan merobek-robek bendera Palestina dari tangan orang-orang dan menembakkan granat kejut untuk membubarkan kerumunan massa.
Saudara laki-laki Abu Akleh, Tony, mengatakan adegan itu membuktikan bahwa laporan dan kata-kata jujur Shireen memiliki dampak yang kuat.
Sesaat sebelum tengah malam, polisi Israel mengeluarkan pernyataan kedua yang mengklaim bahwa mereka telah mengkoordinasikan rencana dengan keluarga untuk menempatkan peti mati di dalam kendaraan, tetapi menyebutkan bahwa gerombolan mengancam pengemudi mobil jenazah dan kemudian melanjutkan untuk membawa peti mati di atas peti mati. arak-arakan yang tidak direncanakan.
Dikatakan polisi turun tangan agar pemakaman bisa berjalan sesuai rencana sesuai dengan keinginan keluarga.
Namun awal pekan ini, saudara laki-laki Abu Akleh mengatakan bahwa rencana awal adalah memindahkan peti mati dengan mobil jenazah dari rumah sakit ke gereja, dan setelah kebaktian, peti itu akan dibawa melalui jalan-jalan ke pemakaman.
Al Jazeera mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tindakan polisi melanggar semua norma dan hak internasional.
"Pasukan pendudukan Israel menyerang mereka yang berduka atas mendiang Shireen Abu Akhleh setelah menyerbu rumah sakit Prancis di Yerusalem, dimana mereka memukuli para pengusung jenazah dengan kejam," katanya.
Jaringan menambahkan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk meliput berita dan tidak akan terhalang.