Kemenkes Membantah Kehebohan Informasi Yang Menyebutkan Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan

Kemenkes Membantah Kehebohan Informasi Yang Menyebutkan Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan

Wed, 11 Oct 2023Posted by Admin

Kabar mengenai potensi bahaya yang disebut terkait dengan program vaksinasi HPV untuk anak usia kelas 5 dan 6 SD saat ini tengah beredar. Kabar tersebut mencantumkan bahwa vaksinasi HPV bisa memicu masalah kemandulan. Namun, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) telah dengan tegas membantah kabar tersebut.

Mohammad Syahril, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, menegaskan bahwa kabar tersebut adalah hoaks semata. Dia mengungkapkan bahwa vaksinasi HPV telah diuji keamanannya dan pada umumnya tidak menimbulkan reaksi serius setelah diberikan.

Syahril menjelaskan bahwa reaksi yang biasanya muncul di lokasi suntikan termasuk kemerahan, pembengkakan, dan nyeri ringan. Reaksi ini biasanya terjadi dalam waktu satu hari setelah vaksinasi dan berlangsung selama 1-3 hari. Selain itu, reaksi seperti demam juga bisa muncul setelah vaksinasi.

Pemerintah saat ini sedang gencar mengkampanyekan vaksinasi HPV untuk anak-anak di usia sekolah dasar dengan tujuan utama mencegah kanker serviks.

Berdasarkan uji coba, keberhasilan vaksinasi HPV bisa mencapai 100 persen jika diberikan dalam dua dosis kepada anak perempuan usia 9-13 tahun.

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling umum terjadi pada wanita. Pada tahun 2020 saja, diperkirakan terdapat 604 ribu kasus baru kanker serviks di seluruh dunia.

Dua jenis Human Papillomavirus (HPV) yang paling umum adalah HPV 16 dan 18, yang bertanggung jawab atas hampir 50 persen kasus kanker serviks. Penularan HPV biasanya terjadi melalui hubungan seksual, dan risiko infeksi HPV meningkat setelah seorang wanita aktif secara seksual.

Vaksinasi HPV dan prosedur pemeriksaan menjadi metode yang efektif untuk mencegah kanker serviks.