Kerja Sampai Kena Mental! Robot 'PNS' Di Korea Selatan Diduga 'Bunuh Diri'
Mon, 15 Jul 2024Posted by AdminDi Korea Selatan, sebuah robot diduga bunuh diri karena terlalu lelah bekerja. Apakah itu benar?
Dewan Kota Gumi, Korea Selatan, adalah yang pertama kali melaporkan kasus ini. Robot manajer yang dikenal sebagai "PNS" itu diduga meninggal karena terlalu banyak kerja. Ini merupakan kasus pertama di negara tersebut tentang "robot bunuh diri".
Menurut laporan Daily Mail yang dikirim oleh Mint, insiden tersebut terjadi pada 26 Juni. Komponennya ditemukan berserakan di bawah tangga antara lantai pertama dan kedua gedung dewan. Robot ini bekerja di Dewan Kota Gumi setiap hari dari jam 9 pagi hingga 6 sore. Bahkan, seperti manusia, robot ini diberi kartu pegawai negeri sipil.
Menurut laporan lain, robot tersebut berputar-putar di tempat yang sama untuk waktu yang lama sebelum jatuh, yang menyebabkan stres. Bahkan penduduk lokal mengatakan bahwa robot tersebut melompat ke bawah.
Tidak ada yang tahu mengapa robot itu mati. Saat ini, para ahli masih menyelidiki masalah ini.
Perusahaan sekarang akan menganalisis potongan-potongan robot yang telah dikumpulkan oleh tim investigasi khusus. Pada bulan Agusutus tahun lalu, robot pengawas ini dipromosikan menjadi anggota dewan kota. Bear Robotics, sebuah perusahaan startup yang berbasis di California, mengembangkan robot ini. Robot itu melakukan tugas sehari-hari, seperti mengirim dokumen dan memberikan informasi kepada orang-orang.
Robot ini menggunakan lift untuk bergerak antar lantai secara mandiri. Robot ini memiliki kemampuan untuk bergerak bebas, membedakannya dari robot lain yang terbatas pada satu lantai.
Federasi Robotika Internasional mengklaim bahwa Korea Selatan memiliki kepadatan robot tertinggi di dunia, dengan satu robot industri untuk setiap sepuluh pekerja.
Namun, Dewan Kota Gumi mungkin tidak akan mempekerjakan petugas robot lainnya setelah insiden "bunuh diri robot" baru-baru ini.
Apakah benar bahwa robot pengawas tersebut melakukan "bunuh diri"?
Meskipun beberapa orang menyebut kejadian itu sebagai robot "bunuh diri", para ahli percaya bahwa itu lebih karena kesalahan teknis atau kesalahan, menurut NDTV. Pejabat setempat juga percaya bahwa istilah "bunuh diri" disebabkan oleh kesalahan navigasi, kegagalan sensor, atau kesalahan pemrograman.
"Bagian-bagian robot telah dikumpulkan dan akan dianalisis oleh perusahaan," kata seorang pejabat dewan kota.