Kisah Dibalik Lagu "Cidro" Didi Kempot
Wed, 06 May 2020Posted by AdminIndonesia kembali kehilangan musisi legendarisnya di tahun 2020. Kali ini berita duka datang dari maestro campursari, Didi Prasetyo atau Didi Kempot. Dikenal dengan nama The Godfather of Broken Heart atau Lord Didi ini telah melahirkan sekitar 700 lagu. Namun, terdapat satu lagu yang membekas di beliau. Lagu ini berjudul Cidro atau dalam Bahasa Indonesia memiliki arti ingkar janji.
Baca juga: Sobat Ambyar Berduka, Inilah Prestasi Didi Kempot!
Didi Kempot sempat menceritakan kisah dibalik lagu ini kepada Ini Baru Empat Mata episode 26 Agustus 2019 lalu. Lagu ini merupakan lagu pertama yang ditulis oleh Didi Kempot pada tahun 1989. Lagu ini merupakan lagu paling cepat yang dibuat olehnya. Hanya satu jam saja! Cepat sekali ya Sobat7 ya?
Lagu ini pun menyimpan kisah pahit. Lagu ini menceritakan kisah patah hatinya pada masa lalu. Saat itu, kali pertama Didi menyukai seorang perempuan. Namun, tidak setujui oleh orang tuanya. Penolakan tersebut didasari oleh dirinya yang gondrong, tukang ngamen dan tidak memiliki pekerjaan yang jelas. Walaupun sedih, menurutnya apa yang dilakukan oleh orang tua tersebut adalah benar. Mungkin memang perempuan tersebut bukanlah jodohnya.
Penolakan yang ia alami tidak mematahkan semangatnya. Justru ia jadikan hal tersebut sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik. Dengan adanya penolakan tersebut, ia pun berhasil menulis karya-karya mellow yang hits dan membuatnya berhasil. Hingga akhir hidupnya, ia tidak pernah berkomunikasi kembali dengan perempuan tersebut. Tukul Arwana pun menambahkan, alasannya merantau ke Jakarta pada masa lalu pun kurang lebih serupa dengan lagu Cidro. Menurutnya, cinta memang dapat menjadi inspirasi sehingga diambil positifnya saja.
Karya Didi Kempot seluruhnya berbahasa Jawa. Alunan musik yang menyihir dan mengobati sakit hati. Tak heran, nama The Godfather of Broken Heart melekat pada dirinya. Para penggemarnya pun menyebut dirinya sebagai Sobat Ambyar. Lagu-lagu beliau tidak hanya dinikmati oleh masyarakat lintas generasi di Indonesia, namun juga sampai ke luar negeri.