Kronologi Meninggalnya Melisha Sidabutar Hingga Fakta-fakta Jantung Bengkak
Thu, 10 Dec 2020Posted by AdminKabar duka datang dari salah satu kontestan ajang pencarian bakat yang tengah diselenggarakan tahun 2020 ini, Melisha Sidabutar meninggal dunia pada usianya yang masih sangat belia kemarin Selasa (8/12/2020).
Kabar ini diumumkan melalui akun Instagram resmi acara ajang pencarian bakat tersebut dengan menyampaikan duka atas berpulangnya kontestan Top 35 acara itu. Lantas, kepergian Melisha yang masih berusia 19 tahun mengundang banyak tanya.
Ellysia Belinda yang juga sahabat dari Melisha menceritakan kronologisnya. Bahwa sejak beberapa hari lalu Melisha kerap mengeluh karena tubuhnya lemas namun selalu menolak ketika diajak ke rumah sakit untuk diperiksa. Melisha sudah sempat dirontgent dan ternyata ditemukan ada pembengkakan jantung, Melisha tetap tidak mau ke rumah sakit karena situasi pandemi.
Sebelum dinyatakan meninggal, Melisha sempat dibawa ke beberapa rumah sakit untuk tindakan lanjut tapi sayang nyawanya tidak tertolong.
Perlu diketahui bahwa pembengkakan jantung (kardiomegali) bukanlah penyakit, melainkan pertanda adanya kondisi lain yang terjadi. Kardiomegali bisa terlihat pada tes pencitraan apapun termasuk rontgen dada seperti yang dilakukan Melisha.
Kemudian, diperlukan tes lanjutan untuk mengetahui penyebab terjadinya pembengkakan jantung. Banyak hal yang bisa menyebabkan pembengkakan jantung dan itu bisa menandakan bahwa otot jantung tidak berfungsi sebagaimana harusnya. Tapi, secara umum pembengkakan terjadi karena kondisi yang membuat jantung memompa lebih keras dari biasanya atau menyebabkan kerusakan pada otot jantung.
Berikut ini beberapa penyebab terjadinya pembengkakan jantung:
1. Tekanan Darah Tinggi
Saat dalam kondisi hipertensi, jantung harus memompa darah untuk dikirim ke seluruh tubuh dengan lebih keras. Hal ini berakibat otot jantung akan membesar dan menebal. Selain itu, tekanan darah tinggi bisa menyebabkan bilik jantung (ventrikel) kiri membesar dan membuat otot jantung melemah. Bilik atas jantung juga bisa membesar karena tekanan darah tinggi.
2. Penyakit Katup Jantung
Empat katup di jantung berfungsi untuk menjaga aliran darah ke arah yang benar. Jika katup ini rusak, jantung dapat membesar. Ada beberapa kondisi yang bisa membuat katup jantung rusak, yaitu:
- Demam rematik
- Cacat jantung
- Infeksi (endokarditis infeksi)
- Gangguan jaringan ikat detak jantung tidak teratur (fibrilasi atrium)
- Efek samping pengobatan tertentu atau pengobatan radiasi untuk kanker
3. Kardiomiopati
Penyakit yang menyerang otot jantung ini membuat jantung jadi kesulitan untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jika semakin parah, maka kemungkinan jantung akan membesar karena berusaha memompa lebih banyak darah.
4. Tekanan Darah Tinggi di Arteri yang Menghubungkan Jantung dan Paru-paru (Hipertensi Pulmonal)
Kondisi hipertensi pulmonal mengakibatkan jantung harus memompa lebih kerasa agar memindahkan darah antara paru-paru dan jantung. Kondisi ini bisa membuat sisi kanan jantung membesar.
5. Cairan di sekitar jantung (efusi pericardial)
Kondisi ini adalah dimana selaput pembungkus jantung atau perikardium mengalami penumpukan cairan, ini bisa menyebabkan jantung tampak membesar pada foto hasil rontgen dada.
6. Arteri yang tersumbat di jantung (penyakit arteri coroner)
Kondisi ini bisa menyebabkan serangan jantung, sebab plak lemak di arteri jantung menghalangi aliran darah melalui pembuluh jantung.
Saat satu bagian otot jantung mati, otomatis jantung harus memompa darah lebih keras supaya tubuh memiliki cukup darah. Situasi ini akan membuat jantung membesar.
7. Jumlah sel darah merah rendah (anemia)
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah tidak cukup untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh. Ketika anemia sudah kronis, bisa menyebabkan detak jantung tidak teratur dan menjadi cepat. Untuk bisa mencukupi oksigen dalam tubuh, jantung harus memompa darah lebih keras dan bisa menyebabkan pembengkakan jantung.
8. Gangguan tiroid
Kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme) dan kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) bisa menyebabkan masalah jantung termasuk pembengkakan.
9. Kelebihan zat besi dalam tubuh (hemochromatosis)
Kondisi ini adalah dimana tubuh tidak memetabolisme zat besi dengan benar sehinggamenyebabkan zat besi tersebut menumpuk di banyak organ tubuh termasuk jantung.
Ketika zat besi ini berlebih, ventrikel kiri bisa membesar karena melemahnya otot jantung.
10. Penyakit langka yang bisa memengaruhi kondisi jantung
Seperti penyakit amyloidosis, yaitu penyakit langka yang terjadi ketika zat amyloid menumpuk pada jaringan tubuh. Amyloid sendiri adalah protein yang diproduksi di sumsum tulang dan bisa disimpan pada jaringan atau organ tubuh.
Ketika terjadi penumpukan amyloid dalam jantung, fungsi organ tersebut bisa terganggu termasuk pembengkakan.
11. Irama jantung tidak teratur (aritmia)
Aritmia adalah situasi ketika irama jantung tidak teratur, ini bisa menyebabkan jantung bengkak dan perlu diwaspadai. Saat jantung memompa dengan tempo yang tidak normal, darah bisa kembali ke dalam jantung dan berusak bagian ototnya.
12. Kondisi bawaan
Atau disebut juga dengan kardiomegali kongenital, yaitu kelainan jantung karena bawaan sejak lahir. Berikut penyakit jantung bawaan yang bisa menyebabkan gejala ini:
- Cacat septum atrium (kebocoran bilik jantung), yaitu terdapat lubang di dinding yang memisahkan dua ruang atas jantung
- Cacat septum ventrikel atau kondisi dimana terdapat lubang di dinding yang memisahkan dua ruang bawah jantung
- Koarktasio aorta atau penyempitan aorta, yaitu arteri utama yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh
- Patent ductus arteriosus,situasi dimana terdapat lubang di aorta
- Anomali Ebstein, yaitu adanya masalah dengan katup yang memisahkan dua bilik kanan jantung (atrium dan ventrikel)
- Tetralogy of Fallot (TOF), adalah kombinasi cacat lahir yang mengganggu aliran normal darah melalui jantung
Seseorang akan lebih mungkin terkena pembengkakan jantung jika beresiko terkena penyakit jantung. Faktor resiko tersebut meliputi:
- Memiliki tekanan darah tinggi
- Obesitas
- Gaya hidup kurang olahraga atau kurang gerak
- Punya riwayat keluarga, yakni memiliki orangtua atau saudara kandung dengan pembengkakan jantung
- Pernah mengalami serangan jantung di masa lalu
- Mengalami gangguan metabolisme, seperti penyakit tiroid
- Penggunaan narkoba atau alkohol yang berlebihan