Lulus Dari Stanford, Ini Filosofi Kebaya Maudy Ayunda

Lulus Dari Stanford, Ini Filosofi Kebaya Maudy Ayunda

Fri, 11 Jun 2021Posted by Admin

Maudy Ayunda akhirnya diwisuda setelah menuntaskan pendidikan S2 di Stanford University, California, AS. Dua gelar diborongnya, administrasi bisnis dan Pendidikan momen itu juga dibagikannya melalui postingan Instagramnya dengan caption "I've graduated!" .

Maudy Ayunda memposting tiga foto yang menandai hari wisudanya, ketiganya terlihat dalam balutan kebaya klasik merah yang senada dengan toga hitam-merah dari Stanford.

Pelantu lagu 'Perahu Kertas' itu mengucapkan terima kasih kepada orang yang bertanggung jawab atas penampilan yang memukau itu kepada Didiet Maulana yang merupakan salah satu desainer kondang asal Indonesia.

"Shoutout to mas @didietmaulana for the beautiful kain & kebaya," tulisnya.

Tak cuma untuk Maudy Ayunda, Didiet Maulana juga membagikan ceritanya merancang busana untuk adik Maudy, Amanda Khairunnisa, dan kedua orangtuanya yang secara khusus datang ke acara wisuda tersebut.

Didiet Maulana mengaku hanya memiliki waktu kurang dari dua bulan untuk menyiapkan busana bagi keluarga Maudy. "Proses kreatifnya 1,5 bulan," kata pemilik label IKAT Indonesia itu, Kamis (10/6/2021).

Ia menambahkan, tak ada proses fitting untuk Maudy Ayunda dan Amanda menjadi tantangan tersendiri. Beruntung, desainer 39 tahun itu masih menyimpan ukuran baju rancangannya yang pernah Maudy kenakan. "Aku pakai size tahun 2019," katanya.

Kebaya yang membungkus tubuh Maudy di momen wisuda tersebut tak hanya indah secara estetika tapi juga sarat makna.

"Kebaya Kutubaru berwarna merah dipilih agar match dengan warna selempang Standford-mu. Namun di balik itu merah mengingatkan kita semua tentang warna yang menggelorakan, penuh semangat, seperti kamu yang hari ini sudah lulus," tulis Didiet di Instagram.

Sebagai bawahan, dipilihlah kain batik babon angrem yang bermakna kasih sayang. Turut melengkapi look Maudy, sebuah kalung berdesain sederhana dan hiasan rambut berwarna emas kuno.

'Seragam' keluarga pun memiliki filosofinya tersendiri. Ayah Maudy memakai kemeja batik Pisan Bali yang dalam budaya Jawa bisa dimaknai sebagai doa yang diucapkan berulang kali.

Pisan Bali bisa diartikan dari boso jowo artinya Pisan: satu, Bali: kembali, jadi bisa diartikan satu (doa) yang dibaca berulang kali.

Adapun kebaya berwarna persik lembut menjadi pilihan ibu dan adiknya. "Mama memakai kain batik tulis motif Sawunggaling yang bermakna kekuatan dan ketegaran yang indah," tambah Didiet. Sementara adiknya bersolek dengan kain batik tulis motif Babon Angrem seperti Maudy Ayunda.
​​​​​​