Mahasiswa UB Sulap Limbah Plastik Menjadi BBM

Mahasiswa UB Sulap Limbah Plastik Menjadi BBM

Tue, 03 Aug 2021Posted by Admin

Mahasiswa asal Indonesia kembali unjuk gigi, kali ini dalam upaya pemanfaatan limbah plastik, si perusak ekosistem. Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya mengklaim berhasil mengembangkan bahan bakar minyak yang ramah lingkungan dengan bahan baku limbah plastik dan daun jeruk purut. Mereka adalah mahasiswa Teknik Kimia bernama Halifah Salsabila, Galuh Wahyu Karti'a, dan Fadhila Al Mardhiyah.

Dilansir Antara, Fadhila Fadhila mengatakan limbah plastik  berpotensi sebagai BBM untuk mengatasi kelangkaan energi berkelanjutan. Meskipun hasil dari minyak pirolisis sampah plastik memiliki oktan yang cukup rendah, ia mampu meningkatkan pembakaran bahan bakar dalam mesin dan meningkatkan nilai oktannya dengan cara menambahkan bioaditif dari ekstrak daun jeruk purut, karena komponen penyusunannya banyak mengandung oksigen.

Kandungan oksigen dalam daun jeruk purut dapat memaksimalkan proses pembakaran pada mesin, yang artinya jumlah energi yang dihasilkan akan semakin besar. Dengan begitu, konsumsi bahan bakar pun akan semakin menurun.

"Minyak daun jeruk purut sangat berpotensi menjadi zat aditif untuk bahan bakar minyak terutama RON 90 (Pertalite) dan RON 88 (Premium)," ucap Halifah Salsabila, anggota tim lainnya.

Untuk membuat bahan bakar tersebut, tim Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Eksakta (PKM-RE) ini mencampurkan minyak daun jeruk purut kurang dari 1 persen volume minyak hasil pirolisis.

Mengurangi tingginya jumlah sampah plastik di Indonesia menjadi produk yang layak bernilai ekonomi dalam rangka ketahanan energi nasional, menjadi harapan utama dari para peneliti. Pada saat yang sama juga dapat membuka wawasan akan kekayaan alam Indonesia yang masih bisa dikelola potensinya.

"Juga mendukung pencapaian SDGs Nomor 7, yaitu energi bersih dan terjangkau," tutup Galuh, mahasiswa FT UB lainnya.

Perlu diingat bahwa penelitian ini masih relatif awal, namun eksplorasi bahan alam sebagai bioaditif dan formulasi bioaditif dengan sumber bahan bakar minyak lainnya masih akan terus berlanjut.

Kita doakan saja semoga semua berjalan lancar, sehingga semakin banyak alternatif BBM lainnya, dan yang terpenting akan menjadi inovasi daur ulang baru lagi untuk limbah-limbah plastik yang merusak ekosistem di penjuru bumi.

Upaya seperti ini perlu kita dukung, khususnya apabila datang dari para generasi muda. Yuk ikuti mereka jadi generasi muda yang peduli lingkungan, dengan menjadi bagian dari #AntiPlastikPlastikKlub, karena dunia tidak butuh lebih banyak lagi limbah plastik.