Milenial Di Bangku DPR RI
Fri, 25 Oct 2019Posted by Admin1 Oktober 2019 lalu, wajah DPR, DPD dan MPR Republik Indonesia periode 2019-2024 resmi dilantik melalui Rapat Paripurna MPR RI. Dari total 575 Anggota DPR RI saat ini, beberapa diantaranya tergolong kelompok milenial. Milenial yang berhasil memasuki Senayan ini tentu sebuah prestasi dan inspirasi bagi milenial lainnya. Beberapa nama mulai ramai diperbincangkan mulai dari latar belakang hingga aset terdaftarnya. Tim TRANS7 kemudian merangkum beberapa nama dan berikut adalah sosok Milenial di Bangku DPR RI.
Adrian Jopie Paruntu
Biasa dikenal juga dengan AJP, perwakilan Partai Golkar dapil Minahasa Selatan ini mengikuti jejak sang ibunda, Christiany Eugenia Paruntu atau Tetty Paruntu. Walaupun hanya lulusan SMA/sederajat dan masih melanjutkan pendidikannya, namun ia sudah menyalurkan ribuan “Kartu Cerdas” berisi informasi pendidikan kepada masyarakat Minahasa Selatan sebagai bukti bahwa ia memerhatikan pendidikan tempat asalnya.
AJP yakin walaupun masih berumur 25 tahun, tapi bisa memberi andil besar dalam program-program pemerintah pusat ke depannya. Saat ditanya mengenai kontribusinya bagi Sulut, AJP mengatakan akan bekerja sesuai visi dan misinya selama menjadi caleg Golkar. Selain menjadi anggota dewan ternyata lelaki ini mempunyai hobi balapan mobil, terlihat dari banyak unggahan di akun media sosialnya yang berisi kegiatannya mengikuti perlombaan drag race. Tidak hanya mengikutinya tetapi beberapa kali juga naik podium.
Putri Komarudin
Perempuan berumur 25 tahun ini merupakan anak dari Ade Komarudin, politisi senior Golkar. Putri merupakan lulusan dari University of Melbourne. Ia telah lama dididik berpolitik dan hal itu membuatnya gemar tampil di forum publik baik di dalam maupun luar negeri. Ia aktif dalam organisasi PPI Australia dan Komite Nasional Pemuda Indonesia.
Setelah lulus, Putri bekerja di Otoritas Jasa Keuangan untuk mempelajari produk jasa keuangan di kalangan rakyat kecil. Saat ini, Putri menduduki bangku Dapil Jawa Barat, Purwakarta, Karawang dan Bekasi dengan mengantongi 70.000 suara. Ia berahap dengan latar belakangnya ia dapat memasuki Komisi XI . Ia memiliki keresagan tentang maraknya “Bank Emok:, renternir dan lintah darat yang berkedok bank dan meminjamkan uang dengan bunga tinggi.
Rizki Natakusumah
Milenial berumur 24 tahun ini adalah Dapil Banten I (Pandeglang dan Lebak) setelah meraih 56.123 suara.
Di umurnya yang masih muda, ia telah berhasil menyelesaikan studi S1 dan S2 nya di University of Nottingham Inggris. Politik tentu bukan hal yang asing bagi Rizki mengingat ayahnya adalah mantan Bupati Pandeglang dan Anggota DPR selama dua periode. Bahkan, di periode ini pun ia dilantik bersama dengan ayahnya, Dimyati Natakusumah.
Rizki memiliki tujuan untuk membangun kampung halamannya di Pandeglang. Selain itu ia pun berharap dapat memperkecil ketimpangan antara Banten Selatan dan Banten Utara melalui perbaikan akses dan infrastruktur. Karenanya, ia amat berharap dapat tergabung dalam Komisi V DPR RI periode ini.
Hillary Brigitta Lasut
Hillary yang berusia 23 tahun dan menyandang gelar DPR Termuda RI 23 tahun. Ia merupakan Dapil Sulawesi Utara dari Partai Nasional Demokrat. Hil merupakan lulusan dari Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan. Ia merupakan putri dari Elly Engelbert Lasut, Bupati Kepulauan Talaud dan Telly Tjanggulung yang pernah menjabat sebagai Bupati Minahasa pada 2008-2013.
Latar belakang studinya, ia mengharapkan masuk ke dalam Komisi III DPR RI. Secara pribadi, ia ingin ada peraturan yang mengatur cyber crime, ilegal fintech dan identity test seperti di Amerika. Menrutnya, jika ada UU yang spesifik mengatur hal tersebut maka polemik kontroversial pun akan dapat diminimalisir.
Farah Puteri Nahlia
Perempuan kelahiran Semarang, 1 Februari 1996 ini adalah caleg terpilih dari PAN Daerah Pemilihan Jawa Barat IX. Ia merupakan salah satu dari 3 caleg termuda yang terpilh dan menjadi bagian dari DPR pada periode 2019-2024. Berberda dari 2 caleg lainnya, Farah bukan berasal dari keluarga politisi. Ayahnya merupakan Dirtipiter Bareskrim yang berasal dari Makassar. Mendapat pendidikan di London, Inggris setelah lulus SMA, sekarang Farah sedang mengurus studi S3nya di kota yang sama.
Farah mengatakan bahwa alasannya masuk jalur politisi lewat Partai PAN dikarenakan adanya ikatan emosional diantara mereka karena nenek perempuan 23 tahun ini aktif di Muhammadiyah. Mendapat perolehan suara sebesar 113.263 yang mengungguli Mayjen TNI (Purn) TB Hasanudin dari PDIP, yang hanya meraih 104.000 suara. Walaupun masih terbilang baru di dunia politik tapi ia mampu membuktikan dengan membantu memulangkan TKI asal subang di Arab Saudi yakni Een Rohayati.