Mumi Putri Duyung Usia 300 Tahun Ditemukan Di Jepang. Pertanda Pandemi Covid-19?

Mumi Putri Duyung Usia 300 Tahun Ditemukan Di Jepang. Pertanda Pandemi Covid-19?

Mon, 07 Mar 2022Posted by Admin

Mumi usia 300 tahun sepanjang 30 sentimeter sedang diteliti oleh para ilmuwan Universitas Kurashiki. Mereka telah melakukan pemindaian CT untuk mengungkap sejarah dibalik penemuan ini.

Memiliki kepala seperti manusia dengan ekspresi menyeringai, kedua tangan disamping kepala dengan gigi taring dan rambut yang masih terlihat jelas. Setengah badan kebawah memiliki sirip seperti ikan.

Mumi tersebut selama ini disimpan dalam sebuah kotak kotak kaca sekitar 40 tahun yang lalu.  Kotak tersebut disimpan di brankas tahan api di kuil yang berada di prefektur Okayama, di bagian selatan pulau Honshu, Jepang.

Diduga putri duyung ini ditangkap di pulau Shikoku, Jepang, antara tahun 1736 hingga 1741.

Hiroshi Kinoshita dari Okayama Folklore Society, yang menggarap penelitian tersebut, mengatakan orang Jepang memiliki kepercayaan putri duyung yang identik dengan immortal atau keabadian.

"Ada legenda di berbagai daerah di Jepang, bahwa seorang wanita secara tidak sengaja memakan daging putri duyung dan hidup selama 800 tahun," kata Hiroshi.

 

Legenda putri duyung diperkenalkan dengan nama 'Yao-Bikun'. Orang-orang pada zaman tersebut berusaha memakan sisik putri duyung untuk memanfaatkan kemanjurannya.

Putri duyung muncul juga sebagai pertanda kejadian buruk. Jika dihubungkan dengan pandemi Covid-19 yang mewabah lebih dari dua tahun terakhir.

Imam kuil, Kozen Kuida memajang mumi putri duyung untuk dilakukan upacara pemujaan. Harapannya akan meringankan pandemi virus corona meskipun hanya sedikit.

Meskipun begitu, Hiroshi, yang menginisiasi proyek ini berpikir sebaliknya. Mumi putri duyung tersebut merupakan barang untuk ekspor impor di tengah cerita-cerita legenda putri duyung di berbagai negara. 

"Legenda putri duyung tetap ada di Eropa, Cina, dan Jepang di seluruh dunia. Oleh karena itu, saya dapat membayangkan bahwa orang-orang pada waktu itu juga sangat tertarik," ujar Hiroshi.

Dengan CT scan atau tes DNA, Hiroshi berupaya untuk menemukan jawaban sejarah pada masa yang terjadi beberapa ratus tahun lalu.