Nadiem : Saya Serba Salah..
Wed, 29 Sep 2021Posted by AdminMenteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim kerap dikritik atas kebijakan yang telah dibuatnya, seperti pembelajaran jarak jauh (PJJ) ataupun saat mendorong kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM). Beliau mengaku, dirinya rela dikritik atas kebijakan terkait penutupan dan pembukaan sekolah pada masa pandemi Covid-19.
“Enggak apa-apa kalau saya sedikit dikritik-kritik atau apa-apa. Tutup sekolah kan saya disalahkan, sekarang buka sekolah saya disalahkan, enggak apa-apa, sudah biasa. Namanya pengorbananlah,” kata Nadiem di Talkshow – Bangkit Bareng yang disiarkan di YouTube, Selasa (28/9/2021).
Menurut Nadiem, saat ini ada 80 hingga 85 persen masyarakat yang mendukung kebijakan PTM di sekolah. Hal tersebut yang kemudian menjadi pegangannya dalam mendorong kebijakan PTM terbatas.
Selain itu, Nadiem mengatakan, sebelum varian Delta virus corona menyebar di Indonesia, banyak sekolah yang juga sudah mulai menerapkan PTM terbatas.
Saat itu, menurutnya, pelaksanaan PTM terbatas di masa pandemi sudah dilakukan di 30 persen sekolah.
Lebih lanjut, Nadiem mengungkapkan kekhawatiran terbesarnya apabila PJJ terus dilakukan mulai dari learning loss hingga dampak psikis yang bisa menerima peserta didik.. Nadiem juga menyorot dampak PJJ terhadap anak-anak di jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) serta sekolah dasar (SD). Menurut dia, anak pada kelompok sekolah itu berpotensi terdampak lebih permanen. Maka dari itu, Nadiem menilai wacana pelaksanaan PTM harus dilakukan setelah semua warga sekolah divaksinasi Covid-19.
Meskipun aktivitas sudah mulai kembali normal, masyarakat tetap harus waspada dengan selalu menerapkan protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari keruman dan mengurangi mobilisasi). Selain itu, tingkatkan herd immunity dengan melakukan vaksinasi yang tersedia di masing-masing daerah.