Perairan Pulau Pari Tercemar Sampah Plastik Dan Styrofoam

Perairan Pulau Pari Tercemar Sampah Plastik Dan Styrofoam

Tue, 10 Aug 2021Posted by Admin

Sadar nggak sih kalau plastik-plastik yang kita pakai dan buang ke tempat sampah, akan terus menumpuk hingga jumlahnya sangat besar? Hal yang awalnya terdengar remeh, sedikit demi sedikit akan menjadi gawat. Salah satunya terjadi di lingkungan sekitar kita, di Pulau Pari.

Perairan di kawasan Pulau Pari, Jakarta Utara, tercemar sampah. Sampah plastik, sedotan, karung, styrofoam, serta eceng gondok berserakan diduga kiriman dari pesisir utara Jakarta.

Hal ini menjadi keluhan banyak nelayan di Pulau Pari, salah satunya Edi Mulyono. Menurutnya, sampah-sampah itu membentang hingga sepanjang sekitar 20 kilometer di sekitar perairan Pulau Pari. Edi pertama kali menjumpai sampah-sampah itu pada Sabtu (24/7), pukul 09.00 WIB saat mencari ikan.

Dalam keterangan resmi yang CNNIndonesia terima pada minggu (25/7), Edi mengeluhkan banyaknya jenis sampah yang mengapung. Menyaksikan secara langsung pencemaran itu, Edi tak lupa mendokumentasikan nya.  Dalam video yang dia rekam, tampak jelas sampah-sampah yang mengapung mengotori lautan.

Satu persatu sampah tersebut ia tunjukkan, mulai dari eceng gondok, plastik, hingga batang pohon pisang. Pada saat itu, Edi akhirnya membatalkan niatnya mencari ikan karena buruannya menjauhi tumpukan sampah.

"Ikannya nggak ada," keluh Edi saat dihubungi melalui aplikasi pesan pendek.

Perlu dicatat, Edi menyebut fenomena sampah kiriman di kawasan perairan Pulau Pari telah terjadi berulang kali. Pulau Pari telah tercemar sampah kiriman hingga empat kali sepanjang 2021 ini. Edi tak lupa mendesak warga Jakarta agar tidak membuang sampah ke sungai. Sebab, sampah tersebut akan hanyut hingga ke pesisir dan mencemari lautan.

“Tolong kita sama-sama perhatikan, baik Pemprov DKI Jakarta maupun masyarakat Jakarta, kita jaga ekosistem laut dari pencemaran sampah, khususnya plastik," kata Edi.

Senada, Pengkampanye Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) DKI Jakarta Rehwinda Naibaho mengungkapkan, meski perairan Pulau Pari telah berulang kali tercemar sampah kiriman, Pemprov DKI Jakarta belum mengambil langkah serius hingga saat ini. Winda mengingatkan bahwa Jakarta sudah mengalami darurat sampah. Sampah plastik, kata Winda, telah mencemari perairan dan pulau-pulau kecil di kawasan Kepulauan Seribu. ​​​​​​

"Banyak hasil studi menemukan lautan kita penuh dengan sampah styrofoam dan sedotan, bahkan menyebut bahwa pesisir Jakarta sudah terpapar mikroplastik," jelas Winda.

Dampak jangka panjang terhadap kerusakan ekosistem akan kemana-mana dan sulit untuk dikontrol. Maka dari itu, peran kita dalam kelangsungan dunia kita menjadi sangat penting. Sebagai pribadi yang peduli dengan kelangsungan dunia kita, jadi bagian dari #AntiPlastikPlastikKlub demi lingkungan yang lebih baik.