Perburuan Batu Andesit Jadi Polemik Di Desa Wadas. Apa Itu?
Thu, 10 Feb 2022Posted by AdminProyek tambang andesit di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah menuai polemik dari warga sekitar hingga ke media sosial. Muncul tagar #SaveWadas #WadasMelawan #WadasTolakTambang yang banyak digunakan oleh warganet sebagai gerakan mendukung penolakan warga Desa Wadas.
Banyak warga bersikukuh menolak penambangan ini hingga 10 truk polisi dikabarkan mengepung desa tersebut. Beberapa warga juga ditangkap karena mengganggu proyek pemerintah.
Namun, apa itu Batu Andesit yang menjadi perburuan sebagai bahan material untuk pembangunan Waduk Bener di Kabupaten Purworejo?
Dilansir dari Kompas.com Peneliti utama bidang Geologi (petrologi dan geoheritage) BRIN-Karangsambung, Ir Chusni Ansori, MT, mengatakan, bahwa batu andesit termasuk batuan beku intrusi yang terbentuk di dalam Bumi.
Batuan ini terbentuk dari aktivitas vulkanik dan tersebar dari Jawa barat hingga Jawa Timur.
"Batuan andesit bisa ditemukan sebagai tubuh intrusi di dalam Bumi yang kemudian terangkat dan tersingkap di permukaan, atau bisa juga sebagai bongkah dalam breksi vulkanik (bekas aliran lahar) yang tersebar banyak di pulau Jawa," jelas Chusni kepada Kompas.com, Rabu (9/2/2022).
Karakteristik batu berwarna keabu-abuan tersebut biasanya keras dan kompak dengan kuat tekan lebih dari 500 kg per cm kuadrat, sedangkan berat jenis batu mencapai 2,3 sampai 2,8 gram per cm kubik.
Tingkat aus dan serapan air batu relatif rendah, sehingga sangat cocok digunakan sebagai fondasi bangunan bertingkat. Batu Andesit ini juga dipilih sebagai material yang rencananya untuk konstruksi Waduk Bener.
"Selain itu, batuan ini juga dipakai untuk landasan jalan, landasan jalur pesawat, pemecah gelombang, tonggak jalan," jelasnya.
Lokasi proyek Waduk Bener juga dekat dengan tambang Batu Andesit di Desa Wadas menjadi alasan Desa Wadas dipilih sebagai titik penambangan. Penyebaran Batu Andesit juga terbentang disekitar Wadas.
"Tubuh intrusi andesit di sekitar lokasi Wadas menerus hingga Plakjurang, Kremben, Pulungroto hingga Gunung Pencu, sehingga sebarannya cukup luas," sambung dia.
Bendungan Bener ini direncanakan berkapasitas sebesar 100.94M kubik, diharapkan dapat mengairi lahan seluas 15.069 ha, mengurangi debit banjir sebesar 210 M kubik per detik, menyediakan pasokan air baku sebesar 1,60 M kubik per detik, dan menghasilkan listrik sebesar 6 MW.
Dikutip dari Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas atau KPPIP.go.id, nilai investasi untuk membangun bendungan Rp 2,06 triliun berasal dari APBN-APBD. Direncanakan proyek Waduk Bener mulai beroperasi pada 2023.