Polri: Penyebab Kematian Di Kanjuruhan Bukan Dari Gas Air Mata
Tue, 11 Oct 2022Posted by AdminKepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan 131 korban tewas dalam tragedi Kanjuruhan bukan dari gas air mata melainkan kekurangan oksigen.
“Dari penjelasan para ahli dan dokter spesialis yang menangani para korban, baik korban yang meninggal dunia maupun korban yang luka, dari dokter spesialis penyakit dalam, penyakit paru, penyakit THT, dan juga spesialis penyakit mata, tidak satu pun yang menyebutkan bahwa penyebab kematian adalah gas air mata tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen,” kata dia, Senin (10/10/2022)
Hal ini dijelaskan saat konferensi pers di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (10/10/2022). Kekurangan oksigen dikarenakan para suporter berdesak-desakan keluar dari stadion hingga terjepit dan terinjak-injak.
"Tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen. Terjadi berdesak-desakan, kemudian terinjak-injak, bertumpuk-tumpukan yang mengakibatkan kekurangan oksigen pada Pintu 13, 11, 14, 3 (Stadion Kanjuruhan)," sambung Dedi.
Dirinya juga menyebut bahwa kandungan dalam gas air mata tidak dapat menimbulkan kecelakaan yang fatal hingga merenggut nyawa.
"Saya juga mengutip dari pendapat dari guru besar dari Universitas Udayana, beliau ahli di bidang toksikologi atau racun. Beliau menyebutkan bahwa, termasuk dari dokter Mas Ayu Elita Hafizah, bahwa gas air mata atau CS ini dalam skala tinggi pun tidak mematikan,"
Polisi hingga kini telah menetapkan enam tersangka terkait insiden di Kanjuruhan. Mereka adalah Direktur Utama PT LIB Ahkmad Hadian Lukita, Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris, dan Security Officer Suko Sutrisno.
Tiga tersangka lain dari pihak kepolisian. Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi, serta Komandan Kompi Brimob Polda Jawa Timur AKP Hasdarman.