Puasa Versi Kemenag Belakangan, Tapi Lebaran Bersamaan. Gimana Penjelasannya?

Puasa Versi Kemenag Belakangan, Tapi Lebaran Bersamaan. Gimana Penjelasannya?

Wed, 27 Apr 2022Posted by Admin

Muhammadiyah sudah lebih dulu menetapkan tanggal Lebaran 2022 atau Idul Fitri 1443H pada Senin 2 Mei 2022. Keputusan ini didasarkan dari Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, Dan Zulhijah 1443 H.

Dilansir dari Detikcom ”Umur bulan Ramadan 1443 H 30 hari dan tanggal 1 Syawal 1443 H jatuh pada hari Senin Pon, 2 Mei 2022 M," bunyi maklumat yang dikeluarkan pada Februari 2022 lalu.

Sementara itu, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi mengatakan ada kemungkinan lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriah akan jatuh pada tanggal 2 Mei 2022, dimana tanggal tersebut sama dengan Muhammadiyah.

"Iya, Insya Allah mudah-mudahan lebaran ini bisa bersama-sama. Mudah-mudahan untuk lebaran ini kita bisa bersama-sama umat Islam," ucap Zainut di Kantor Kemenag RI, Jakarta Pusat, Senin (25/4). Dilansir dari CNN Indonesia.

Penetapan tanggal Lebaran oleh Kementerian Agama (Kemenag) dilihat dari kemunculan hilal. Hilal tersebut berpotensi terlihat pada pada 1 Mei 2022 berdasarkan hisab posisinya pada sudah di atas 3 derajat.

Dengan begitu, Kemenag telah mengagendakan sidang isbat pada 1 Mei 2022, yang sebelumnya akan didahului dengan proses pengamatan hilal yang dilakukan di 99 titik lokasi di seluruh Indonesia. 

Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan secara hisab, pada saat sidang isbat 1 Mei 2022 posisi hilal di Indonesia sudah memenuhi kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).

"Di Indonesia, pada 29 Ramadan 1443 H yang bertepatan dengan 1 Mei 2022 tinggi hilal antara 4 derajat 0,59 menit sampai 5 derajat 33,57 menit dengan sudut elongasi antara 4,89 derajat sampai 6,4 derajat," ungkap Kamaruddin Amin dalam keterangan tertulis, Senin (25/4) yang dilansir dari Detikcom.

Berdasarkan parameter baru dari MABIMS, imkanur rukyat sudah memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat. Parameter ini merupakan telah diperbaharui dari yang sebelumnya, yaitu 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat yang mendapat masukan dan kritik.

Pemerintah akan melaksanakan sidang isbat menggunakan metode hisab dan rukyat. Posisi hilal Syawal akan diutarakan oleh Tim Unifikasi Kalender Hijriyah yang kemudian menunggu laporan rukyat dari seluruh Indonesia.