Puncak Pesta Suku Kombai (Part 1)
Tue, 14 Jan 2020Posted by AdminPesta ulat sagu menjadi momentum yang ditunggu oleh masyarakat Kombay. Pada tayangan program Jejak Petualang hari Selasa, 14 Januari 2020, tim Jejak Petualang yang dipandu oleh Claresta Taufan akan mengajak Sobat7 melihat prosesi puncak pesta ulat sagu oleh suku Kombay. Pagelaran pesta ulat sagu bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan suku Kombay yang tinggal di Wanggimalo distrik Kombay.
Sebelum pesta ulat sagu dimulai, ada prosesi khusus yang dilakukan oleh masyarakat. Prosesi ini wajib diikuti oleh peserta pesta yang menjadi tuan rumah sekaligus penghormatan kepada leluhur mereka. Diawali dengan persiapan yang harus dilakukan oleh tuan rumah. Terutama persiapan sajian utama ulat sagu yang akan dihidangkan dalam acara. Dalam memenuhi kebutuhan peserta pesta akbar, ulat sagu yang digunakan tentulah tidak sedikit. Proses pencariannya telah dilakukan dalam waktu berhari-hari. Pencarian bisa dilakukan secara perorangan maupun berkelompok.
Ulat sagu sendiri diambil dari batang pohon busuk, yang nantinya akan dihinggapi oleh kembang merah untuk meletakkan telur-telurnya. Larva dari telur kumbang merah inilah yang akhirnya bermetamorfosis menjadi ulat sagu.
Butuh waktu berjam-jam untuk mengambil ulat sagu di satu batang pohon. Hasil yang dicapai bisa mendapat 300 sampai 400 gr ulat sagu.
Sobat7 tau gak sih kalau ada cara unik ketika memanen ulat sagu? Yaitu cara mengetahui keberadaan ulat sagu. Cara memastikan bahwa ulat sagu memang benar-benar ada di gelondongan, adalah menggunakan indra pendengaran. Hal ini karena terdapat suara ketika ulat sagu sedang membuat lubang.
Ulat sagu mengandung lemak dan protein yang tinggi, sehingga berpotensi untuk dijadikan sumber minyak pangan dan protein. Pencarian ulat sagu juga bermanfaat untuk melindungi tumbuhan kelapa dan sagu dari serbuan hama kumbang merah.
Bagi masyarakat Kombay, ulat sagu merupakan sumber protein hewani yang bisa mereka ambil langsung dari alam. Ulat sagu yang masih segar memiliki rasa yang gurih dan sedikit beraroma sagu. Perpaduan rasanya membuat ulat ini menjadi makanan primadona masyarakat Papua. Setelah semua ulat terkumpul, semua ulat sagu segera dibawa ke kampung untuk persiapan pesta ulat sagu.
Baca juga: Puncak Pesta Suku Kombai Part 2