Ritual Di Pantai Payangan Berujung Petaka, Apa Motif Dibaliknya?
Mon, 14 Feb 2022Posted by AdminRitual di Pantai Payangan, Kabupaten Jember, Jawa Timur yang diikuti 24 orang membawa petaka. Kelompok ritual yang diketahui bernama Tunggal Jati Nusantara itu tergulung ombak, Minggu (13/2/2022) dini hari. Dikabarkan 11 orang meninggal dunia.
Kepala Kepolisian Resor Jember AKBP Hary Purnomo menjelaskan riitual penyucian diri dengan mandi laut bertujuan untuk melancarkan keinginan dalam hidup agar tercapai.
"Mereka bergabung dengan berbagai tujuan. Ada yang ingin menyelesaikan masalah keluarganya, motif ekonomi, kesulitan mendapatkan pekerjaan, atau kesulitan berusaha, ilmu hitam, dan guna-guna," jelasnya.
Ritual yang dimulai pukul 00.00 WIB dengan memanjatkan doa-doa dan bermeditasi. Setelahnya kelompok ritual menghampiri laut untuk menyebar bunga sambil bergandengan dalam dua baris untuk menyucikan diri dengan air laut.
Tidak terlihat, ombak besar tiba-tiba menggulung mereka sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Beberapa diantaranya berhasil menyelamatkan diri.
"Cerita mereka saat kejadian, mereka tak melihat, tiba-tiba ombak datang menerjang, dan (orang-orang) tergulung ombak," ungkap Hary.
Lokasi pantai memang dihalangi oleh tebing sehingga tidak terlihat ombak tinggi yang menerjang.
"Memang di kawasan tersebut terdapat cerukan. Ketika seseorang berdiri di bibir pantai, kita tidak bisa melihat ombak yang datang dari depan. Karena di situ ada tebing yang menghalangi pandangan," ujar Herry.
Salah satu korban selamat adalah guru spiritual kelompok ritual tersebut yakni NH (35), warga Dusun Botosari, Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, Jember.
"Korban selamat salah satunya adalah pemimpin kelompok ritual itu," ujar Kapolres Jember AKBP Hary Purnomo.
Pihak kepolisian sedang mendalami motif dengan meminta keterangan para saksi juga korban selamat. Termasuk guru spiritual yang selamat.
Sebelumnya warga sekitar sudah memperingatkan untuk berhati-hati karena ombak sedang tinggi pada malam itu.
"Tadi malam izin juga, saya pesan supaya tidak turun ke dekat laut, karena ombak sedang tinggi," ucap Saladin, warga sekitar.
Namun kelompok ritual tersebut menghiraukan dan tetap pergi mendekati pantai.