Sejarah Bahasa Indonesia

Sejarah Bahasa Indonesia

Thu, 17 Oct 2019Posted by Admin

Sebagai bagian dari Bangsa Indonesia tentu bahasa ibu kita adalah Bahasa Indonesia. Sedari dini kita diajarkan untuk menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat untuk berkomunikasi, walaupun ada bahasa daerah yang dapat digunakan. Namun, setelah sekian lama menggunakannya, apakah Sobat7 mengetahui sejarahnya? Berikut adalah sekilas sejarah mengenai Bahasa Indonesia.

Jika dilihat, Bahasa Indonesia sendiri sangat dinamis. Tak heran saat ini banyak bahasa asing yang diserap oleh Bahasa Indonesia. Sama halnya pula dengan proses terbentuknya yang tidak terlepas dari Bahasa Melayu. Bahasa Melayu pada abad ke-7 memang telah digunakan di wilayah Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, Bahasa Melayu menjadi bahasa utama kebudayaan, perhubungan dan perdagangan sejak zaman kerajaan Sriwijaya. Bahasa ini dinilai mudah untuk dipelajari karena tidak mengenal tingkatan tutur dan mudah diterima oleh semua suku.

Bahasa Indonesia kemudian disahkan sebagai bahasa persatuan ketika Sumpah Pemuda tahun 1928. Tak heran jika tanggal Sumpah Pemuda disebut sebagai tanggal lahir Bahasa Indonesia. Perkembangan penggunaannya pun kemudian sejalan dengan perkembangan negara. Bahasa menjadi salah satu pendorong kebangkitan bangsa karena digunakan dalam hal-hal penting seperti politik, perdagangan dan surat kabar. Bahasa Indonesia pun secara tidak disadari memodernkan tanah air kita ini.

Bahasa Indonesia kemudian dikukuhkan sebagai bahasa negara dengan kedudukan dan fungsinya pada tanggal 17 Agustus 1945. Pemerintah pun memberikan perhatian khusus dengan membentuk Lembaga Pusat Bahasa dan Penyelenggara Kongres Bahasa Indonesia. Sejak itu, hingga saat ini, Bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional. Sejarah Bahasa Indonesia tidak berhenti disitu, bahasa ibu tanah air ini mengalami beberapa kali penyempurnaan ejaan hingga saat ini. Berikut adalah perkembangan ejaan Bahasa Indonesia.

Ejaan Van Ophuijen (1901)

Ejaan ini digunakan pada masa penjajahan Belanda. Tujuannya adalah untuk memudahkan komunikasi antara masyarakat Indonesia, yang berbahasa Melayu, dengan Belanda. Cara penulisan bahasanya pun mirip dengan Bahasa Belanda dimana y ditulis menjadi j, u menjadi oe dan penggunaan tanda koma (‘).

Ejaan Soewandi (1947)

Ejaan ini dibuat oleh Menteri Pendidikan Indonesia pada masa tersebut, Bapak Soewandi, dengan tujuan menyempurnakan ejaan sebelumnya. Perubahannya terletak di penghapusan penggunaan oe dan tanda koma (‘). Oe berumah menjadi u dan tanda koma (‘) berubah menjadi k. Dalam ejaan ini pun singkatan dengan menggunakan angka 2 dan kata depan ‘di’ ditulis tanpa spasi dengan kalimat belakangnya.

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan / EYD (1972)

Putusan Presiden No. 57 Tahun 1972 merupakan tanda peresmian ejaan ini. Putusan ini berisi penyederhanaan dan penyempurnaan ejaan Bahasa Indonesia. Yang diubah antara lain adalah tata cara penulisan huruf kapital, kata miring, tanda baca, akronim, angka, lambang dan kalimat serapan.

Ejaan Bahasa Indonesia / EBI (2015)

Ejaan terakhir ini berangkat dari Peraturan Menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia No. 50 Tahun 2015. Penyempurnaan Bahasa Indonesia yang dilakukan dalam pembaharuan ini adalah penambahan huruf vokal diftong dan penggunaan huruf kapital pada julukan. Selanjutnya penggunaan huruf tebal pada penulisan lema dan sublema pun dihapuskan.

Yuk cintai Bahasa Indonesia! #SumpahPemuda2019