Sejarah Busana Berkabung Di Kerajaan Inggris

Sejarah Busana Berkabung Di Kerajaan Inggris

Sun, 18 Apr 2021Posted by Admin

Dilaksanakannya sesi pemakaman Pangeran Philip pada 17 April 2021 kemarin. Seperti yang diketahui Pangeran Philip, Duke of Edinburgh telah berpulang pada 9 April lalu dan membawa duka bagi keluarga Kerajaan Inggris.

Dalam masa berkabung tersebut, setiap anggota keluarga kerajaan harus mengikuti aturan berpakaian yang ketat. ​​

Sang ratu akan mengenakan pakaian serba hitam selama dua minggu sebagai tanda masa berkabung atas kepulangan suaminya, Pangeran Philip. Sementara keluarga kerajaan lainnya menghindari pakaian berwarna cerah.

Untuk perempuan mengenakan gaun sepanjang lutut berwarna hitam, lengkap dengan topi yang formal. Sementara laki-laki akan mengenakan mantel hitam, lengkap dengan dasi dan medali.

Hitam telah lama jadi warna pilihan untuk berkabung dan sudah populer sejak abad pertengahan. Pakaian hitam juga jadi simbol visual kesedihan dan rasa duka.

Menurut tradisi di Inggris, warna hitam juga berfungsi sebagai penunjuk status, rasa, dan tingkat kesopanan sang pemakai.

Dipopulerkan Ratu Victoria

Pada era Victoria tersebut, detail pakaian dapat jadi tanda seseorang sedang berkabung. Seorang penulis buku yang juga pengamat sejarah mode, Kate Strasdin mengatakan, gaun hitam sebagai tanda berkabung dipopulerkan oleh Ratu Victoria sendiri.

Saat kematian suaminya, Pangeran Albert pada 1861, sang ratu secara terang-terangan mengungkapkan kesedihannya dengan mengenakan pakaian hitam setiap hari hingga kematiannya sendiri.

Gaun hitam panjang yang dikenakan Ratu Victoria disebut sebagai 'gaun janda'. Gaun ini dilengkapi dengan kain hitam tipis yang mentupi wajah, yang sekaligus jadi pertanda seorang istri yang baru saja kehilangan suami.

Pakaian berkabung juga menunjukkan status kekayaan dan derajat seseorang di masyarakat. Semakin hitam dan bagus kainnya, semakin tinggi derajatnya.

Tak hanya itu, pakaian berkabung juga tak bisa dibeli sembarang orang karena harganya yang cukup mahal.

Di era ini pula, seorang janda diharapkan mengenakan pakaian berkabung dengan nuansa hitam dari kepala hingga kaki, tanpa hiasan atau riasan. Saat kesedihannya memudar, warna pakaiannya pun kembali berwarna cerah.

Meski era Victoria sudah terlewat, aturan mengenakan pakaian serba hitam masih dipertahankan oleh Kerajaan Inggris.