Tak Hanya Candaan, Stroke Kuping Itu Ada. Disebabkan Headset?

Tak Hanya Candaan, Stroke Kuping Itu Ada. Disebabkan Headset?

Fri, 10 Mar 2023Posted by Admin

Komika Kiky Saputri membagikan pengalaman mengenai mertuanya yang mendapat diagnosis berbeda ketika berobat di Indonesia dan Singapura. Menurut dokter di Indonesia, mertua Kiky ini mengidap stroke kuping.

"Akhirnya ke RS Singapura dan diketawain sama dokternya mana ada stroke kuping. Itu cuma flu jadinya bindeng ke telinga dan sekarang sudah sembuh. Kocak kan?" tulis Kiky di akun Instagramnya.

Melihat fenomena ini dokter spesialis THT, dr Dewi Yulianti, SpTHT-KL menjelaskan bahwa stroke kuping itu sebenarnya merupakan istilah awam dari kondisi medis. Diketahui kondisi ini ditandai dengan kehilangan pendengaran secara tiba-tiba.

"Stroke tidak hanya terjadi pada peredaran darah menuju otak. Kondisi serupa bisa terjadi di telinga dengan serangan dan manifestasi secara tiba-tiba yaitu kehilangan pendengaran tiba-tiba biasanya di satu telinga," ucapnya, Kamis (9/3), dilansir dari Detikcom.

Selain itu, dr Yuli menambahkan bahwa istilah stroke kuping atau 'ear stroke' dikenal sebagai tuli mendadak atau Sudden Sensorineural Hearing Loss (SSNHL) yaitu kondisi dimana kedaruratan medis di bidang audiologi. Kondisi ini terjadi secara tiba-tiba, sensorineural dan seringnya pada satu telinga.

dr Yuli menambahkan bahwa tuli mendadak atau ear stroke dipengaruhi banyak hal termasuk faktor pembuluh darah, virus, autoimun, ruptur membran basal koklea, metabolik, dan masih ada beberapa faktor yang tidak dapat diidentifikasi. Faktor predisposisi dari tuli mendadak antara lain kelainan hematologi, hipertensi, diabetes mellitus, stress, dan kolesterol tinggi.

Selain itu, kebiasaan sehari-hari dalam menggunakan headset terlalu lama bisa memicu terjadinya stroke kuping atau dalam hal ini, trauma bising.

"Kebiasaan memakai headset bisa memicu kondisi tersebut. Biasa disebut dengan trauma bising," pungkasnya.

Sebagai informasi, trauma bising merupakan gangguan pendengaran yang terjadi akibat bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama biasanya 5 tahun atau lebih. Kemudian bising dengan intensitas 85 dB atau lebih dapat menyebabkan kerusakan pada reseptor pendengaran di dalam telinga.