Terjerat Kasus KDRT, Ini Saran Psikolog!
Wed, 10 Feb 2021Posted by AdminSelebriti sekaligus penyanyi Nindy Ayunda istri dari Askara, diketahui mengalami kekerasan dalam rumah tangga sejak tahun 2011.
Diduga hal ini Nindy melaporkan dan menggugat cerai Askara ke pihak berwajib. Untuk saat ini sang suami telah diamankan dan ditahan pihak kepolisian karena kasus narkoba dan kepemilikan senjata api.
Ternyata Nindy telah bungkam selama 8 tahun sampai pada akhirnya mampu keluar dari jerat suami yang kerap melakukan kekerasan padanya. Tentu dalam beberapa kasus, seorang wanita ataupun istri dengan kasus KDRT akan mengalami kesulitan untuk melepaskan diri.
Perihal kasus ini Psikolog Angesty Putri, M. Psi memberikan tanggapan, bahwa korban KDRT harus menjalani beberapa fase terlebih dahulu sebelum akhirnya bisa terlepas dari belenggu kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Fase pertama yang dilalui biasanya adalah fase kebingungan dan juga banyak pertimbangan yang dipikirkan.
Anez menjelaskan bagi Sobat7 yang memiliki teman yang menjadi korban KDRT, berbicaralah dengan baik-baik kepadanya dan tidak asal bicara ataupun menuduh.
"Temannya itu juga tidak boleh langsung judging,'iya suami lo itu emang brengsek tuh, tinggalin aja.' Biasanya korban yang menerima itu langsung menutup diri. Sudah! Kenapa karena kita kayak langsung menghakimi dia. Jadi sebenernya perlunya adalah mendekati sebagai teman dan bener-bener menjadi pendengar dan susah terbuka," kata Anez.
Setelah diberikan pemahaman, psikolog Klinis Universitas Indonesia itu mengatakan langkah selanjutnya adalah mengungkapkan pada korban KDRT apa konsekuensinya jika masih mau bertahan dengan kondisi tersebut untuk membantu korban supaya mampu berpikir secara matang.
Anez juga menyarankan sebaiknya korban harus mencari teman untuk bercerita.
"Kadang orang tidak mau bercerita itu, karena dia tidak mau disalahin. Jadi harus mencari teman berbicara. Tapi kalau masih malu ke keluarga dan teman yang dikenal, bisa melalui hotline Komnas Perempuan yang bisa di telepon, bisa ke profesional, ke psikolog, konselor, dan orang-orang yang memang bisa dipercaya untuk memberikan support," tutur Anez.