Timbunan Beras Bansos Ditemukan Di Depok Dengan Kondisi Membusuk, Polisi Selidiki Motifnya
Wed, 03 Aug 2022Posted by AdminPeristiwa penimbunan beras bansos terjadi di Depok, Jawa Barat. Hal ini menggemparkan warga sekitar sejak Minggu (31/7). Beras bansos ini ditujukkan untuk warga yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19).
Penimbunan beras ini diketahui dari ahli waris pemilik lahan yang tengah melakukan penggalian dengan alat berat. Dalam foto yang beredar di media sosial menunjukkan kondisi beras itu sudah rusak, dan sudah ditimbun dengan waktu lama.
Polisi pun sudah turun tangan untuk menyelidiki dugaan korupsi di balik penimbunan beras bansos di Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok.
"Apabila ditemukan unsur-unsur pelanggaran pidana atau korupsi di dalam akan berproses lebih lanjut," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (1/8).
Dengan adanya kasus ini, perusahaan jasa antar kirim barang, JNE yang merupakan distributor dari beras bansos ini memastikan tak ada pelanggaran prosedur soal penguburan beras bansos.
Vice President JNE Eri Palgunadi mengatakan beras bansos itu dikubur karena kondisinya rusak. Kemudian ia menilai bahwa penimbunan ini sudah sesuai dengan standar operasional yang berlaku.
"Terkait dengan pemberitaan temuan beras bansos di Depok, tidak ada pelanggaran yang dilakukan, karena sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak sesuai dengan perjanjian kerja sama yang telah disepakati dari kedua belah pihak," ucap Eri, Minggu (31/7).
Pihak JNE mengaku telah mengganti ke pemerintah terkait beras bansos yang dikubur. Pihak kepolisian pun masih menyelidiki kasus ini.
Namun, pengakuan ini belum disertai dokumen pendukung, dan hanya sebatas keterangan lisan ditambah lagi pihak JNE belum bisa memberikan dokumen resmi terkait klaim tersebut.
"Itu nanti akan dibuktikan. Dia (JNE) bilang beras rusak sudah ganti kemudian disampaikan ke masyarakat. Mana data masyarakat yang mereka ganti? Kita akan tanya masyarakat betul nggak nerima," pungkas Zulpan.
"Kemudian kalau menerima apakah kualitasnya sama dengan yang diberikan pemerintah karena jumlahnya ratusan ribu ton jika dibayangkan berapa penerimanya dan itu tadi belum terjawab oleh mereka berapa jumlah penerimanya," tambahnya.
Polisi sejauh ini telah memeriksa pihak JNE hingga Kemensos RI terkait temuan beras bansos yang dikubur di Depok.
Pihak Kemensos RI, melalui Direktur Perlindungan Korban Bencana Sosial Kemensos RI, Mira Riyanti juga tidak mengetahui adanya kerja sama JNE dengan PT DNR selaku vendor yang ditunjuk Bulog dalam penyaluran paket bansos.
"Yang bersangkutan menerangkan pada intinya Kemensos bekerja sama dengan Bulog dalam rangka penyaluran bansos berupa beras dari pemerintah. Kemensos menurut keterangan yang bersangkutan tidak mengetahui terkait kerja sama Bulog dengan vendor, yaitu PT DNR, apalagi JNE," ucap Zulpan
Zulpan menyebut sejauh hasil pemeriksaan hari ini pihak JNE mengaku bekerja sama dengan PT DNR selaku vendor penyaluran beras bansos sejak 2020.
Pengakuan JNE ini tidak sesuai dengan keterangan Kemensos. Zulpan mengatakan pihaknya juga akan memanggil pihak Bulog pada Selasa (2/8).
"Kami akan memanggil beberapa pihak terkait, termasuk pihak Bulog dimintai keterangan, termasuk dari Kemensos, JNE berikut data-data mereka janjikan akan dibawa besok sehingga mengetahui kebenaran apa yang disampaikan dalam pemeriksaan hari ini," tutur Zulpan.