Tongkat Kepemimpinan G20 Indonesia. Diminta Mendinginkan Perang Rusia-Ukraina?

Tongkat Kepemimpinan G20 Indonesia. Diminta Mendinginkan Perang Rusia-Ukraina?

Wed, 02 Mar 2022Posted by Admin

Semakin meledaknya perang Rusia-Ukraina tentunya akan memberikan tanggung jawab lebih bagi Indonesia sebagai pemegang presidensi G20 pada 2022 yang bertemakan Recover Together, Recover Stronger (pulih bersama, bangkit bersama).

Saat ini Rusia telah menyerang Ibu Kota Ukraina, Kiev. Lebih dari 70 tentara Ukraina tewas dalam pertempuran. Bahkan warga sipil Ukraina menjadi korban. 

Poin pemulihan ekonomi global bagi G20 tentunya mengalami guncangan di tengah konflik Rusia dan Ukraina. Konsekuensi perekonomian Rusia akan berdampak panjang. Isu ini akan dibawa dalam KTT G20.

Sebagai pemegang kepemimpinan KTT G20 tahun ini, Indonesia turut andil sebagai inisiator. Tidak hanya menarik isu-isu perekonomian global, perusak perdamaian, dan isu kemanusiaan perlu diangkat karena berdampak pada stabilitas global.

Presiden Joko Widodo juga menunjukkan kekhawatirannya dengan apa yang terjadi saat ini di belahan dunia lain lewat cuitannya, "Setop perang, perang menyengsarakan umat manusia." 

Jika konflik ini masih berlangsung hingga pelaksanaan KTT G20 akhir tahun nanti. Indonesia tentu harus menyusun strategi.

 

Indonesia dapat melakukan pendekatan pada anggota-anggota G20. Menjembatani kepentingan Rusia, Ukraina, dan AS-NATO. Menjadi mediator jika jalan perdamaian tidak terlewati.

Sikap bebas aktif ini tentu akan membawa Indonesia dan negara-negara Asia untuk bergerak bersama menunjukkan keunggulan dalam menyikapi isu global.

Saat ini sanksi bertubi-tubi telah diterima Rusia dari berbagai negara. Amerika Serikat menjatuhkan sanksi bank sentral dan sumber kekayaan Rusia lainnya. Begitu juga Jepang yang membatasi transaksi dengan bank sentral Rusia. Jepang juga membekukan aset yang dipegang oleh enam pejabat Rusia termasuk Presiden Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, Jepang akan membekukan aset bank milik negara Rusia, yakni Promsvyazbank dan Vnesheconombank serta bank sentral negara itu.

FIFA resmi mencoret timnas Rusia dari daftar pemain Piala Dunia. UEFA juga memutuskan klub-klub sepakbola Rusia hengkang di Liga Champions maupun Liga Eropa.