Bio Farma: Distribusi Vaksin Corona Terkendala Data. Ini Solusinya!
Thu, 19 Nov 2020Posted by AdminSampai saat ini kehadiran vaksin Covid-19 sangat dinantikan oleh seluruh penjuru dunia. Rupanya, kini vaksin telah tersedia di dalam negeri dan Indonesia telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan untuk mengamankan dosis vaksin dalam negeri. Namun, vaksin dalam negeri ini masih akan terkendala oleh ketersediaan data yang ada.
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengungkapkan distribusi vaksin corona di Indonesia menghadapi kendala data kesehatan. Sebab, data kesehatan ini tersebar di sejumlah kementerian dan lembaga (K/L) sehingga menyulitkan proses distribusinya.
"BPJS Kesehatan memiliki data sendiri, Kementerian Kesehatan memiliki data sendiri, Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi IX, Rabu (18/11).
Oleh sebab itu, ia mengusulkan agar pemerintah memiliki satu bank data kependudukan berkaitan dengan sektor kesehatan. Selanjutnya, data tersebut menjadi acuan untuk kebijakan sektor kesehatan.
Terlebih, saat ini holding BUMN sektor farmasi itu tengah mempersiapkan distribusi vaksin covid-19. Menurutnya, diperlukan sistem manajemen distribusi yang transparan untuk melihat kebutuhan di seluruh wilayah kabupaten/kota.
"Kalau seandainya kita bisa memiliki satu bank data terhadap data kependudukan yang nanti diintegrasikan, ini sangat powerful bagi Indonesia nantinya untuk mengatasi pandemi-pandemi berikutnya. Karena kita sudah memiliki data tentang kondisi kesehatan penduduk dan juga yang tersebar di berbagai provinsi," katanya.
Selain usulan bank data, ia menyarankan kebijakan perdagangan obat secara elektronik bagi apotek dan fasilitas kesehatan (faskes). Lewat teknologi itu, baik pemerintah maupun konsumen obat bisa melakukan pengecekan mandiri terkait validitas, masa berlaku, produsen, distribusi, dosis, cara pemakaian obat, dan sebagainya.