Diundang Megawati Untuk Ceramah, Cak Nun: Kalau Tak Bisa 2X Jangan 3X
Mon, 11 Apr 2022Posted by AdminBudayawan Muhammad Ainun Nadjib alias Cak Nun singgung soal kepemimpinan nasional saat diundang langsung oleh Megawati Soekarnoputri untuk ceramah di Majid At-Taufiq, di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Minggu (10/4/2022) malam.
Dalam acara tersebut, Cak Nun mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang besar sejak awal. Namun, posisi Indonesia di dunia bergantung siapa yang memimpinnya.
Jika seorang pemimpin tidak bisa menjalankan tugasnya selama dua kali, sebaiknya tak berlanjut memimpin untuk ketiga kalinya kata Cak Nun.
Ia juga memberikan analogi, seperti cerita Candi Borobudur sebagai jejak kebesaran Indonesia. Menurutnya, candi tersebut bertepatan dengan Nabi Muhammad lahir.
“Anda tahu Candi Borobudur didirikan abad ke berapa? Pada abad bersamaan dengan lahirnya Rasulullah Muhammad SAW. Abad enam menuju tujuh,” jelas Cak Nun.
Ia pun menjelaskan lambang level kehidupan di puncak Borobudur.
“Di puncak Borobudur yang melambangkan level kehidupan nilai manusia itu ada antena namanya cakra. Cakra itu antena untuk menyerap rezeki Allah, alam semesta dan langit. Dan itu rezeki dari langit untuk bumi, itu antenanya di Indonesia,” ucapnya.
Dari pembahasan tersebut ia mempertanyakan mengapa Indonesia tidak menjadi negara yang terkuat. Ia pun menyimpulkan bahwa permasalahannya terdapat di kepemimpinan nasional.
“Jadi kalau Indonesia tidak menjadi negara super power, maka pemimpinnya yang salah. Kalau Indonesia tidak makmur melebihi negara lain berarti ada yang salah dengan kepemimpinan nasional,” tambahnya.
Cak Nun pun memberi saran untuk masyarakat lebih cermat dalam menentukan pemimpin nasional yang harus memiliki kecerdasan ketuhanan dan keduniaan.
“Oke? Maka mulai dari sekarang mulai besok kalian harus cerdas milih pemimpin kalian,” tuturnya.
“Kalau enggak bisa dua kali, jangan tiga kali,” lanjutnya.
Diketahui, acara tersebut turut dihadiri oleh elite partai seperti Sekretaris Jendral DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Indonesie (PDIP) Hasto Kristyanto, Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah.