Fakta-Fakta Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182
Mon, 11 Jan 2021Posted by AdminKabar duka datang dari dunia penerbangan di Indonesia. Pesawat Boeing 737-500 yang digunakan Sriwijaya Air untuk penerbangan berkode SJ-182 rute Jakarta-Pontianak, jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Berikut telah tim TRANS7 rangkum fakta-fakta jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Hilang Sinyal Setelah 4 Menit Lepas Landas
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 mengalami hilang kontak saat terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (BKS), Ketua KNKT, Kepala Basarnas, Polri dan TNI menjelaskan kronologis hilangnya kontak pesawat tersebut.
"Pesawat Sriwijaya SJY-182 8735 PKCLC Soeta-Pontianak take off pada pukul 14.36 WIB, pukul 14.37 WIB masih 1700 kontak diizinkan naik ke ketinggian 29.000 kaki, dengan mengikuti standar instrumen," ujar Budi Karya.
Budi melanjutkan, pada pukul 14.40 WIB dari Jakarta melihat Sriwijaya tidak ke arah 075 derajat melainkan ke barat laut. Tak lama kemudian, dalam hitungan detik pesawat Sriwijaya SJ-182 hilang dari radar.
Seharusnya, pesawat terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, pada pukul 13.25 WIB. Namun, pesawat mengalami penundaan terbang (delay) selama sekitar satu jam dan baru mengudara pada pukul 14.36 WIB dengan pertimbangan cuaca.
Turun Drastis dari Ketinggian 10.000 Kaki
Ketinggian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 berkurang 10.000 kaki dalam waktu 1 menit. Hal ini terjadi 4 menit setelah lepas landas.
Pakar penerbangan Alvin Lie menyatakan, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hanya membutuhkan waktu sekitar 20 detik terhempas dari ketinggian 10.000 kaki sampai ke permukaan laut. Pesawat ini jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, pada Sabtu (9/1).
Dari grafik dan data penerbangan, pesawat sempat mengalami kehilangan ketinggian secara drastis pada posisi 10.000 kaki di atas permukaan laut. Pesawat terakhir terlihat di ketinggian 250 kaki.
"Kecepatan vertikalnya itu mendekati 30.000 kaki per menit. Jadi kalau pada ketinggian 10.000 kaki, terhempas ke permukaan (laut) itu hanya butuh 1/3 menit atau 20 detik," jelas Alvin.
Usia Pesawat yaitu 26 Tahun
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang hilang kontak ini merupakan pesawat Boeing 737-500 klasik dengan nomor registrasi PK-CLC (MSN 27323).
Pesawat ini ditenagai dua mesin CFM56-3C1 besutan CFMI, yaitu perusahaan milik bersama Safran Aircraft Engine dari Prancis dan GE Aviation dari Amerika Serikat. Pesawat tersebut pertama kali terbang pada Mei 1994 yang berarti sudah berumur 26 tahun.
"Kondisi pesawat informasi yang diperoleh dalam kondisi sehat sebelumnya terbang PP ke Pangkal Pinang ini rute kedua ke Pontianak. Dari laporan maintenance juga lancar," ujar Direktur Utama Sriwijaya Air Jeff Jauwena, dalam konferensi pers, Sabtu malam.
Ada 50 Penumpang & 12 Kru Pesawat
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumardi (BKS) mengatakan bahwa Pesawat Sriwijaya Air yang hilang kontak mengangkut total 62 orang penumpang termasuk kru kabin. Rinciannya yaitu 50 orang penumpang (40 dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi) dan 12 kru kabin.
Pilot Mantan TNI AU
Pilot pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu bernama Kapten Afwan. Ia tercatat pernah menjadi penerbang TNI Angkatan Udara. Kapten Afwan merupakan alumni Ikatan Dinas Pendek (IDP) IV Tahun 1987.
"Capt Afwan adalah Penerbang TNI AU periode 1987-1998, beliau terbang di Skadron Udara 4 dan Akadron Udara 31. Alumni dari IDP IV tahun 1987," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Indan Gilang, Sabtu (9/1/2021).
Ada Pilot NAM Air Sebagai Penumpang
Seorang pilot Nam Air, Capt Didik Gunardi (48) ikut menjadi korban Sriwijaya Air yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu. Keluarga mengaku tak menyangka pilot Nam Air ini turut menumpangi pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tersebut.
"Kita dapat kabar dari adik (ipar), kemarin pada pukul 17.00 WIB. Namun, saya tidak percaya, karena adik saya kan pilot Nam Air, bukan Sriwijaya. Yang jelas, harapan kami, adik kami bisa ditemukan dalam kondisi selamat. Tapi, kalau Allah menghendaki lain saya percaya ini rencana Allah yang terbaik," ujar kakak Didik, Inda Gunawan.
Pesan Terakhir Youtuber Faisal Rahman yang Naik Sriwijaya Air SJ-182
Nama Faisal Rahman dan adiknya, Asy Habul Yamin, tertulis dalam manifest Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh. Ia merupakan pemilik channel YouTube Dunia Malam TV yang mempunyai sekitar 4 ribu lebih subscriber. Sebelum terbang, ada pesan sedih yang dituliskan Faisal Rahman dalam Instagram Story miliknya.
Ia mem-posting foto menggunakan masker dan memandang ke luar di balik jendela pesawat dengan tulisan:
“Goodbye dan thankyou, Ayub Batogi dan Dewiyn, Feby dan lainnya.”
Temukan Serpihan Pesawat dan Bagian Tubuh Manusia
Selama proses pencarian, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan telah menemukan serpihan pesawat dan bagian tubuh manusia di koordinat yang diduga tempat jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182.
"Tadi malam atau pagi, kami sudah merapat di tempat kejadian perkara (TKP). Dari hasil pemantauan bahwa diduga kuat (lokasi jatuhnya pesawat) dan sesuai dengan koordinat. Segera kami tindaklanjuti, semuanya akan dikoordinasikan terus di bawah pimpinan Kabasarnas," kata Hadi, Minggu (10/1/21).
Sinyal Black Box Ditemukan
Pada hari kedua (10/1/21) pencarian di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Tim SAR gabungan melaporkan telah menemukan sinyal dari kotak hitam atau black box pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
"TNI Polri terus berupaya untuk mendapatkan black box yang posisinya juga diduga kuat adalah posisi black box yang kita cari. Terbukti dua sinyal yang dikeluarkan oleh black box bisa dipantau dan kita beri marking," kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Hadi menyebutkan Tim SAR juga akan dibantu oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang telah mengerahkan tiga alat pencari (pinker finder) untuk menemukan black box tersebut.