Gara-gara Komodo Staff KLHK Ngamuk

Gara-gara Komodo Staff KLHK Ngamuk

Fri, 17 Sep 2021Posted by Admin

Beredar video salah satu staf di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sewot atau marah-marah dalam webinar yang bertajuk: Taman Nasional Komodo & Jurassic Park 'Konservasi atau Investasi?'.

Pemicu emosinya tersebut adalah slide atau salindia salah satu pemateri dari peneliti Sunspirit for Justice and Peace, Venan Haryanto.

Staf yang bernama Moko pun menyatakan tulisan di dalam slide itu telah menyinggung KLHK, ia menyampaikan "Bu Lusi [moderator] ada satu slide dari pak Venan, mohon berkenan dibaca; 'Selamatkan Taman Nasional Komodo dari Kejahatan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," ucap Moko dalam webinar itu yang diakses di Youtube HIMAP UB dikutip dari CNNIndonesia.com. "Memang kami penjahat? Kami bukan penjahat wey!" ucap Moko dengan nada tinggi.

Nada tinggi dari Moko itu pun mendapatkan peringatan dari sejumlah peserta webinar, sehingga moderator terdengar beberapa kali berupaya menengahi ketegangan yang terjadi.

Empunya salindia tersebut, Venan, menjelaskan materi yang dipaparkan dalam webinar tersebut sejatinya adalah fakta. Oleh karena itu, ia menyayangkan ketika ada yang mewakili KLHK dalam webinar itu bukannya menerima temuan dan masukan pihaknya, malah emosi dan menyerang balik masukan yang diberikan."Saya membentangkan semua fakta terkait dengan keseluruhan masterplan pembangunan pariwisata taman nasional komodo. Akhirnya mereka kebakaran jenggot," kata Venan. 

Dalam presentasi webinar itu, Venan menjelaskan permasalahan dan proyek-proyek di Taman Nasional Komodo yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ia menilai sejumlah proyek berbahaya secara ekologi dan sosial. Padahal, proyek pembangunan tersebut sudah ditegur UNESCO karena berpotensi berdampak pada nilai universal luar biasa atau Outstanding Universal Value (OUV).

Venan menyebut eksistensi TN Komodo adalah kawasan konservasi dan ekosistem lain. Sehingga, kata dia, harus dijaga sebaik mungkin. Selain itu, TN Komodo juga terbilang sebagai jantung pariwisata NTT, bahkan Indonesia. TN Komodo menyuguhkan keaslian bentang alam dan ekosistem alami satwa komodo dan menjadikan destinasi utama dari Flores, NTT, Indonesia di mata dunia.

"Sehingga kalau jantungnya dicopot, maka hancur keseluruhan pariwisata," ucapnya. TN Komodo juga, kata Venan merupakan ruang penghidupan warga, terutama nelayan. Ia menyebut, pewaris tanah di sana adalah mereka bahkan sebelum dibuat TN Komodo. Sehingga, pembangunan apa pun harus memperhatikan kelangsungan para warga sekitar.

"Hampir 4.000 jiwa mewarisi tanah itu sebelum tanah komodo dibentuk. Mereka layak mendapatkan tempat yang besar dalam membicarakan pembangunan," ucapnya.

Meski begitu, ia mencoba untuk mengapresiasi usaha pemerintah dalam meyakinkan publik bahwa proyek Jurassic Park itu hanya dibuat pada lahan seluas 1,7 hektare.

"Saya senang berarti pemerintah sepakat bahwa tidak boleh ada banyak bangunan di dalam TNK karena ini akan sangat berbahaya bagi konservasi dan masa depan jantung pariwisata," kata dia. "Sudah tidak ada guna lagi kami protes, karena sudah jadi," sambungnya lirih.