Hati-Hati! Ini 7 Tren Perawatan Kulit Yang Harus Kamu Waspadai

Hati-Hati! Ini 7 Tren Perawatan Kulit Yang Harus Kamu Waspadai

Tue, 26 Jan 2021Posted by Admin

Tren skincare terutama yang berasal dari Korea Selatan saat ini sedang populer. Namun, tidak semua tren skincare tersebut aman atau cocok untuk kulit setiap orang.

"Tidak perlu mengabaikan tren, tetapi mereka harus selalu berhati-hati. Hanya karena sesuatu berhasil pada satu orang, tidak berarti hal itu juga akan berhasil untuk orang lain. Kau harus berhati-hati," kata Dhaval Bhanusali, dermatolog yang berbasis di New York, AS.

Seperti yang disebutkan oleh Dhaval Bhanusali, kita harus selalu berhati-hati jika mengikuti tren perawatan kulit. Dikutip dari laman CNN Indonesia, berikut adalah 7 tren perawatan kulit yang harus kamu waspadai menurut ahli kulit.

1. Tidak semua saran dari internet terpercaya

Ada sisi negatif dari popularitas perawatan kulit di internet. Pengguna internet sangat banyak, siapa pun dapat mengklaim sebagai ahli dalam perawatan kulit tanpa pelatihan apa pun.

2. Racik skin care sendiri dapat berbahaya

Ide membuat masker, serum, atau pelembab buatan sendiri memang bisa dilakukan, tetapi Bhanusali mengatakan ramuan tersebut biasanya lebih berbahaya daripada bermanfaat. Bahkan, terkadang bisa menyebabkan luka bakar kimiawi. Ia melihat lebih banyak komplikasi dari masker DIY dan perawatan di rumah, terutama dengan jenis kulit yang lebih gelap. Lebih baik Sobat7 berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahlinya tentang racikan skin care yang kamu buat.

3. Sabun batangan bukan yang terbaik

Holly Hanson menyebutkan, salah satu tren perawatan kulit yang telah populer di kalangan pria selama bertahun-tahun adalah menggunakan sabun batangan saat mandi. Meskipun banyak orang menyukai aromanya, sabun ini terlalu mengering dan dapat menyebabkan ruam, terutama di musim dingin.

Hanson kemudian menyarankan untuk menggunakan sesuatu yang tidak beraroma yang juga melembabkan, sehingga akan membersihkan kembali kulit kamu, tidak membuatnya kering.

4. Masker kelupas bisa merusak

Daya tarik masker peel-off memang cukup mengesankan. Setelah menggunakan masker peel-off, rasanya kamu telah menghilangkan semua kotoran dari kulit. Namun, salah satu dokter kulit yang berbasis di Minnesota, Holly Hanson mengatakan bahwa masker peel-off sebenarnya dapat merusak kulit Anda.

"Seringkali masker ini bersifat abrasif dan bekerja dengan menghilangkan lapisan luar kulit. Ada cara yang lebih efektif untuk membersihkan kulit tanpa merusaknya," ujar Holly Hanson.

5. Masker carcoal tidak semua dibuat dengan bahan sama

Masker wajah berbahan carcoal atau arang tampaknya banyak dijual di pasaran, tetapi dokter kulit yang berbasis di New York, Ritu Saini, menyarankan untuk memeriksa bahan-bahannya sebelum mengaplikasikan ke wajah.

"Arang sendiri bukan masalahnya, tapi lebih dari itu lem yang digunakan untuk mengoleskan masker bisa mengelupas sel kulit normal dan menyebabkan kerusakan. Penggunaan masker carcoal secara berlebihan dapat menyebabkan kulit menjadi sangat kering dan teriritasi," kata Ritu Saini.

6. Minyak alami tidak selalu menjadi pelembab terbaik

Marisa Garshick, seorang dokter kulit di New York menghimbau pada masyarakat agar berhati-hati saat menggunakan minyak pada kulit, karena dapat menyumbat pori-pori, terutama bagi mereka yang memiliki kulit berjerawat. Minyak alami lainnya biasanya mengandung wewangian yang bisa mengiritasi mereka yang memiliki kulit sensitif.

"Saya biasanya merekomendasikan pelembab wajah dalam bentuk krim atau lotion untuk memberikan hidrasi terbaik, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif atau berjerawat," jelas Marisa Garshick.

7. Toner bisa mengiritasi atau mengeringkan kulit

Sobat7 tau gak sih, ternyata toner disebut menjadi salah satu produk populer yang tidak disukai oleh sebagian dokter kulit loh. Seorang dokter kulit yang berbasis di Colorado, Lauren Meshkov Bonati menyebutkan, banyak pasien menyukai toner karena terasa kencang dan bersih saat pertama kali dioleskan.

Namun kemudian ia mengatakan bahwa dirinya sering tidak menyarankan pasien untuk menggunakannya karena kebanyakan toner mengandung alkohol, yang sangat mengeringkan kulit dan dapat menyebabkan iritasi, terutama pada bulan-bulan musim dingin yang kering dan untuk pasien dengan kulit sensitif.