Jam Kerja Panjang Picu Kematian Dini? Ini Penjelasannya
Fri, 21 May 2021Posted by AdminBekerja selama berjam-jam tak hanya menguras emosi dan fisik, namun bisa juga meningkatkan risiko kematian?
Hal ini ternyata ditemukan dalam studi antara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Buruh Sedunia (ILO), dan diklaim sebagai analisis global pertama yang memantau dampak bekerja terlalu lama terhadap kesehatan.
Studi menemukan bahwa 488 juta orang di dunia bekerja dalam waktu yang panjang. Dalam hal ini, waktu yang panjang didefinisikan dengan bekerja selama 55 jam atau lebih per minggu.
Mengutip Huffington Post, studi mencatat bahwa orang yang bekerja dalam waktu lama memiliki risiko 35 persen lebih tinggi terkena stroke dan 17 persen lebih tinggi terkena penyakit jantung daripada mereka yang hanya bekerja 35-40 jam per minggu.
Pada tahun 2016, WHO dan ILO juga mencatat, jam kerja yang panjang menyebabkan sekitar 745.194 kematian akibat stroke dan penyakit jantung di dunia.
WHO menyoroti dampak pandemi Covid-19 saat ini dunia tengah berbondong-bondong menetapkan jam kerja yang panjang akibat konsep work from home (WFH). Hal ini, sebut WHO, menempatkan lebih banyak orang terhadap risiko kesehatan dan kematian dini.
"Teleworking telah menjadi sesuatu yang wajar di banyak industri, namun sering kali mengaburkan batasan antara rumah dan pekerjaan. Selain itu, banyak bisnis terpaksa mengurangi atau menghentikan sumber daya manusianya untuk menghemat pengeluaran. Hal itu membuat orang-orang yang masih bekerja akan mendapatkan beban kerja yang lebih besar," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanon Ghebreyesus, dalam siaran pers.
Dengan hasil studi ini, WHO mengimbau pemerintah, pengusaha, dan para pekerja bekerja sama untuk membuat batasan demi melindungi keselamatan pekerja.
Jauh sebelum pandemi, para ahli kesehatan masyarakat telah menyuarakan risiko dari jam kerja yang terlalu lama. Kelelahan, misalnya, dikaitkan dengan risiko infensi serta berbagai masalah kronis lainnya. Kelelahan juga dapat menyebabkan masalah mental yang serius seperti depresi.
"Bekerja 55 jam atau lebih per minggu adalah bahaya kesehatan yang serius. Sudah waktunya kita semua, pemerintah, pengusaha, dan karyawan menyadari fakta mengenai jam kerja yang panjang dapat menyebabkan kematian dini," tulis Direktur Departemen Lingkungan, Perubahan Iklim, dan Kesehatan WHO, Maria Neira.