Kesepian Jadi Masalah Kesehatan Serius, Ini Kata WHO!
Fri, 24 Nov 2023Posted by AdminOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa kesepian menjadi ancaman serius bagi kesehatan global. Seorang ahli bedah umum AS bahkan menyebutkan bahwa dampak kematian akibat kesepian setara dengan merokok 15 batang sehari. WHO telah membentuk komisi internasional untuk menangani isu ini, dipimpin oleh ahli bedah umum AS, Vivek Murthy, dan utusan pemuda Uni Afrika, Chido Mpemba, dengan anggota termasuk pejabat pemerintah dan aktivis.
Keputusan ini diambil setelah pandemi Covid-19 menyebabkan peningkatan tingkat kesepian, sementara kesadaran akan dampak kesehatan yang terkait dengan kesepian semakin meningkat. Komisi WHO untuk Hubungan Sosial ini akan beroperasi selama tiga tahun.
Chido Mpemba menyatakan bahwa kesepian tidak mengenal batas negara dan telah menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang mempengaruhi berbagai aspek kesehatan, kesejahteraan, dan pembangunan. Vivek Murthy menyoroti bahwa risiko kesehatan akibat kesepian setara dengan merokok hingga 15 batang sehari, bahkan melebihi risiko yang terkait dengan obesitas dan kurangnya aktivitas fisik.
Meskipun kesepian sering dianggap sebagai masalah di negara maju, Murthy menekankan bahwa satu dari empat lansia yang mengalami isolasi sosial serupa di seluruh dunia.
Kesepian pada orang dewasa yang lebih tua dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia sebesar 50% dan peningkatan risiko penyakit arteri koroner atau stroke sebesar 30%.
Isu ini juga mempengaruhi generasi muda, dengan 5% hingga 15% remaja mengalami kesepian. Di Afrika, 12,7% remaja mengalami kesepian, dibandingkan dengan 5,3% di Eropa. Kesepian pada remaja dapat berdampak negatif pada pendidikan, kesejahteraan ekonomi, dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Chido Mpemba menyoroti bahwa tantangan seputar perdamaian, keamanan, krisis iklim, dan tingginya tingkat pengangguran di seluruh Afrika berkontribusi pada isolasi sosial. Dalam konteks ini, penting untuk meninjau kembali narasi mengenai kesepian, terutama untuk kelompok rentan yang mungkin terabaikan akibat kesenjangan digital.
Vivek Murthy menegaskan bahwa masalah ini tidak hanya berdampak pada satu negara, melainkan merupakan ancaman kesehatan masyarakat yang seringkali kurang mendapatkan perhatian yang layak.